Sabtu, April 19


Jakarta

China kembali menaikkan tarif impor produk Amerika Serikat (AS) menjadi 125% dari sebelumnya 84%. Kebijakan ini akan berlaku mulai Sabtu, 12 April 2025 sebagai bentuk balasan terhadap Presiden AS Donald Trump.

Sebelumnya, AS telah menaikkan tarif untuk impor dari China menjadi 145%. Aksi saling balas ini meningkatkan tensi perang dagang yang mengancam rantai pasok global.

“Jika AS terus mengenakan tarif lebih tinggi, itu tidak lagi masuk akal secara ekonomi dan akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia,” ujar Kementerian Keuangan China dikutip dari CNBC, Jumat (11/4/2025).


Kementerian Keuangan China menegaskan jika AS terus mengenakan tarif tambahan pada barang-barang China yang diekspor ke AS, pihaknya akan mengabaikannya.

“Dengan tarif pada tingkat saat ini, tidak ada lagi pasar untuk barang-barang AS yang diimpor ke Tiongkok,” tegasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk bernegosiasi dengan AS. Harapan untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan itu pudar karena China telah membalasnya dengan bea masuk tinggi atas barang-barang AS dan pembatasan yang luas terhadap bisnis AS.

“Sangat disayangkan bahwa China sebenarnya tidak ingin datang dan bernegosiasi, karena mereka adalah pelanggar terburuk dalam sistem perdagangan internasional,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China menjadi 4%, mengingat hambatan dari ketegangan perdagangan AS dan pertumbuhan global yang lebih lambat. Diperkirakan sekitar 10-20 juta pekerja di Tiongkok terlibat dengan bisnis ekspor yang menuju AS.

China menegaskan kembali akan terus melakukan serangan balik dan berjuang sampai akhir jika AS terus melanggar kepentingan negaranya.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, Presiden China Xi Jinping mengatakan “tidak ada pemenang dalam perang tarif dan melawan dunia hanya akan mengisolasi dirinya sendiri”. Kedua pemimpin berjanji untuk memperdalam hubungan di berbagai bidang termasuk perdagangan, investasi dan inovasi teknologi.

(aid/hns)

Membagikan
Exit mobile version