Rabu, Oktober 30

Jakarta

Para peneliti di Shanghai dilaporkan tengah mengembangkan robot pemandu yang dirancang untuk membantu para penyandang tunanetra. Robot tersebut saat ini sedang diuji coba.

Mesinnya menggunakan kamera dan sensor untuk menavigasi lingkungannya. Robot ini dapat mengenali sinyal lampu lalu lintas yang tidak dapat dikenali oleh anjing pemandu tradisional.

Selain itu, robot ini juga dapat berkomunikasi, dapat mendengarkan dan berbicara dengan operator yang buta. Ia juga menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengenali suara, merencanakan cara untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan mengidentifikasi lampu lalu lintas.


Robot anjing ini digambarkan seukuran bulldog Inggris tapi sedikit lebih lebar dari anjing sungguhan. Memiliki enam kaki, bukan empat karena para peneliti mengatakan bahwa kaki tambahan membuatnya lebih stabil, membuat gerakannya lebih halus.

“Ketika tiga kaki diangkat, masih ada tiga kaki. Ini adalah bentuk yang paling stabil,” kata Profesor Gao Feng, Kepala Tim peneliti yang mengembangkan robot anjing ini di Fakultas Teknik Mesin Universitas Jiao Tong yang dikutip detiKINET dari VOA News.

Li Fei, 41 tahun dan Zhu Sibin, 42 tahun adalah dua orang dengan masalah penglihatan yang membantu tim Universitas Jiao Tong. Mereka menguji anjing tersebut dengan menggunakan perintah berbahasa Mandarin.

Li benar-benar buta sementara Zhu memiliki penglihatan yang terbatas. Dia biasanya menggunakan tongkat untuk berjalan.

“Jika robot anjing pemandu ini masuk ke pasar dan saya bisa menggunakannya, setidaknya itu bisa menyelesaikan beberapa masalah saya dalam bepergian sendirian,” kata Li

Anjing pemandu robot juga sedang dikembangkan di Australia dan Inggris. Namun, di China masih sangat kekurangan anjing pemandu tradisional. Gao mengatakan bahwa hanya ada lebih dari 400 anjing pemandu di China untuk hampir 20 juta orang tunanetra.

Kepemilikan hewan peliharaan dan hewan pemandu adalah ide yang cukup baru di negara ini. Banyak tempat kerja, restoran, dan tempat umum yang tidak menerima anjing pemandu seperti Labrador.

Pasokan anjing sungguhan dibatasi oleh kebutuhan pengembangbiakan dan pelatihan. Gao mengatakan bahwa produksi robot anjing pemandu dapat ditingkatkan ke tingkat industri, terutama di pusat manufaktur seperti China.

“Ini mirip seperti mobil. Saya bisa memproduksinya secara massal dengan cara yang sama seperti mobil, sehingga harganya akan menjadi lebih terjangkau,” kata Gao.

Peneliti ini berpikir bahwa mungkin ada pasar yang besar untuk robot anjingnya. “Mungkin ada puluhan juta orang di dunia yang membutuhkan anjing pemandu,” tambahnya.

(jsn/jsn)

Membagikan
Exit mobile version