Sabtu, Oktober 19

Beijing

Perang dagang dan teknologi antara Amerika Serikat dan China berpotensi membawa korban baru, yaitu raksasa chip Intel. Padahal Intel saat ini sedang kesulitan secara bisnis karena kurang dapat beradaptasi di tengah perkembangan zaman. Ini mungkin juga bentuk balas dendam China yang perusahaan teknologinya sering mendapat sanksi dari AS.

Produk Intel yang dijual di China direkomendasikan ditinjau keamanannya oleh asosiasi dagang setempat yang berpengaruh, Cybersecurity Association of China (CSAC). Mereka menuduh pembuat chip AS itu menimbulkan risiko serius terhadap keamanan nasional.

Mereka mengemukakan dugaan kerentanan dalam chip CPU Intel, di mana kurangnya kualitas produk dan manajemen keamanan menunjukkan sikap tak bertanggung jawab. CSAC menuduh Intel memakai fitur manajemen jarak jauh untuk mengawasi pengguna, diam-diam memasang backdoor, serta gagal mengatasi cacat yang dilaporkan pengguna.


“Disarankan agar tinjauan keamanan dimulai pada produk-produk yang dijual Intel di China, sehingga dapat efektif melindungi keamanan nasional China dan hak serta kepentingan sah konsumen China,” kata CSAC.

CSAC menyatakan sistem operasi yang tertanam di semua prosesor Intel rentan terhadap backdoor yang dibuat Badan Keamanan Nasional AS atau NSA. “Ini menimbulkan ancaman keamanan besar terhadap infrastruktur informasi penting di seluruh dunia, termasuk China. Penggunaan produk Intel menimbulkan risiko serius terhadap keamanan nasional,” kata CSAC.

Daniel Newman, CEO The Futurum Group, menyebut tinjauan keamanan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan China dan AS terkait chip dan AI. “Mengingat tantangan Intel baru-baru ini, waktunya kemungkinan diatur dengan baik karena Intel menghadapi sejumlah tantangan pasar dan sekarang harus menghadapi tekanan China terhadap pendapatan dan pangsa pasarnya yang signifikan di sana,” kata Newman.

China menyumbang 27,4% pendapatan Intel tahun 2023, menjadikannya penting bagi laba bersih perusahaan saat sahamnya merosot menyusul pendapatan yang buruk dan banyak PHK. Namun, berdasarkan kebijakan chip AS, Intel dilarang mengekspor beberapa produk paling canggih ke China.

CSAC berhubungan dekat dengan pemerintah China dan serangkaian tuduhan terhadap Intel itu dapat memicu tinjauan keamanan dari regulator dunia maya China yang kuat, Cyberspace Administration of China (CAC).

“Kami akan terus berkomunikasi dengan otoritas terkait, mengklarifikasi masalah apapun, dan menegaskan kembali komitmen terhadap keamanan dan kualitas produk,” kata Intel yang dikutip detikINET dari CNN.

Namun jika produk Intel dilarang di China, negara itu juga bisa kesulitan. Larangan pada produk Intel dapat kian mengurangi pasokan chip AI di pasar China, yang sudah kesulitan menemukan alternatif layak bagi produk canggih Nvidiayang mendominasi secara global tapi dilarang diekspor ke sana.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version