Selasa, Juni 25


Jakarta

Seorang perempuan melakukan transplantasi jantung 8 tahun lalu. Ia dicegat petugas bandara karena jantung miliknya dibawa dan dimasukkan ke dalam tas.

Dilansir dari NZ Herald, Jumat (14/6/2024) Jessica Maning dihadang petugas bandara saat akan berpindah dari Selandia Baru ke Australia. Adapun alasan dihentikan karena dia membawa jantung dalam kemasan di tasnya.

Supaya tak menimbulkan salah paham, Manning, 30, menceritakan kepada petugas bahwa dia menjalani transplantasi jantung dan hati ganda delapan tahun lalu. Petugas khawatir organ yang dia bawa ini membawa penyakit ke Australia.


“Jadi saya berada di sana selama sekitar satu jam untuk mencoba membawa hati ini ke Australia. Tapi aku memilikinya sekarang, dan aman di lemariku,” ceritanya.

Manning dilahirkan dengan enam kelainan jantung, yang menyebabkan dia menjalani beberapa operasi jantung saat tumbuh dewasa. Tiga operasi jantung terbuka pertamanya dilakukan ketika dia berusia 5 bulan, kemudian 3 dan 6 tahun. Kondisi ini akhirnya mengharuskan ia transplantasi jantung dan hati secara penuh.

“Ketika saya berusia 19 tahun, saya mengalami gagal jantung. Dan ketika saya berusia 22 tahun, saya didiagnosis menderita penyakit hati,” ceritanya.

Setelah transplantasi, Manning yang bekerja sebagai guru memutuskan untuk tetap membawa kembali jantung miliknya.

“Di Selandia Baru, karena budaya Māori, mereka sangat percaya bahwa organ harus dikembalikan ke tubuh Anda sebagaimana Tuhan menciptakan Anda, jadi kami memiliki pilihan untuk menjaga organ kami,”

“Saya bukan orang Māori, namun menurut saya kepercayaan tersebut sangat keren, namun sebenarnya saya mendonasikan kedua organ tubuh saya untuk penelitian medis dan sains. Itulah sebabnya saya tidak memiliki hati karena saya kuliah di universitas untuk penelitian tentang sirosis hati,” paparnya.

Terkait penahannya di bandara, dia mengatakan akhirnya petugas bandara melepaskan dia pergi bersama jantung miliknya.

“Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu, jadi dia pergi untuk berbicara dengan bosnya. Saat itulah saya mulai menangis, dan pria itu berusaha sebaik mungkin dan saya mengerti dia hanya bersikap sangat berhati-hati,”

“Masalah utamanya adalah saya berpotensi membawa penyakit baru ke negara ini dan dia tidak ingin saya membawa penyakit yang membahayakan Australia. Tetapi saya senang semuanya telah beres dan saya diizinkan untuk melanjutkan perjalanan saya, dan saya masih memiliki jantung lama saya,” tutupnya.

Simak Video “Jokowi Temui PM Selandia Baru, Stabilitas Kawasan Indo Pasifik Jadi Pembahasan
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)

Membagikan
Exit mobile version