Rabu, Desember 18


Jakarta

Satu lagi aktor kelahiran Indonesia yang disorot di luar negeri, kali ini ada Pascal Phoa. Ia belum lama ini tampil dalam drama Macbeth karya William Shakespeare di Circle in the Square Theatre, New York.

Macbeth bukan pentas teater pertama Pascal Phoa. Sebelumnya ia tampil dalam pertunjukan Princess Hamlet pada November lalu di Flea Theater, New York.

Pascal Phoa sebenarnya tak berniat jadi aktor di Amerika. Ia mulanya datang ke Negeri Paman Sam untuk mendapatkan gelar S1 jurusan computer science di University of Notre Dame, negara bagian Indiana, Amerika Serikat.


Namun, dunia teater sudah melekat dalam dirinya, karena saat di sekolah dirinya sangat senang berpentas. Saat kuliah, Pascal Phoa terlibat dalam ekskul Shakespeare dan berpentas dalam beberapa drama sang penulis.

Lalu pada 9 Desember lalu, ia tampil untuk drama Macbeth. Pascal Phoa memerankan tokoh inti sebagai Macduff, protagonis utama dalam cerita, seorang bangsawan seperti Macbeth namun setia terhadap negaranya.

“Menurut saya, Macbeth merupakan cerita yang sangat populer karena kita sebagai penonton dapat melihat bagaimana seorang bangsawan yang setia dengan negara akhirnya terjerumus ke dalam ambisi pribadi dan egoisme yang berakhir ke dalam pembunuhan,” katanya melalui keterangan resmi, Selasa (17/12/2024).

Bagi Pascal, perannya dalam pertunjukan Macbeth merupakan suatu kenangan indah. Ia jadi teringat momen saat sekolah di Singapura.

“Saya ingat dulu saat saya pindah ke Singapura untuk sekolah SMA, saya masih tidak begitu lancar berbahasa Inggris dan harus mempelajari drama Macbeth ini di kelas Inggris. Saya sama sekali tidak mengerti jalan cerita dan tidak begitu peduli dengan kelas Inggris karena susah,” tuturnya.

“Namun 9 tahun kemudian, saya baru saja selesai dalam mementaskan drama di depan ratusan murid SMA di kota New York yang sedang mempelajari drama Macbeth dalam kelas Inggris dan sastra mereka. Jadi saya merasa sangat bersyukur untuk kesempatan ini,” lanjutnya.

Pascal Phoa mempersembahkan penampilannya di Macbeth untuk semua orang yang menyukai Shakespeare. Ia tampil tak cuma sekali, pada 9 Desember, melainkan sampai lima hari.

“Pertunjukan ini dipersembahkan untuk murid-murid tersebut, namun saya sendiri juga belum pernah berpentas di teater di hadapan sebanyak 600 penonton, jadi untuk saya pengalaman ini sangat mengesankan. Saya harap murid-muridnya dapat memperluas wawasan dan dapat mengerti lebih dalam tentang Shakespeare setelah menonton kami dan semoga tidak membencinya,” pungkasnya.

(mau/ass)

Membagikan
Exit mobile version