Minggu, September 29


Jakarta

Lebih dari 500 orang meninggal dunia saat mengikuti rangkaian ibadan haji di tengah panas ekstrem, di Arab Saudi. Suhu di sana nyaris menembus 52 derajat Celsius.

Sejak Senin (18/6/2024), jamaah haji di Mina sudah merasakan panas ekstrem ini. Mereka menuangkan botol air ke atas kepala, saat pihak berwenang membagikan minuman dingin dan es krim coklat yang cepat meleleh karena suhu panas.

Azza Hamid Brahim adalah satu jamaah haji yang merasakan dampak panas ekstrem selama beribadah. Jemaah 61 tahun dari Mesir itu menggambarkan ada tubuh tergeletak tak bergerak di pinggir jalan. Itu dilihatnya saat berjalan menuju dan keluar dari tiga tembok beton.


“Ambulans tidak tahu ke mana harus berbelok. Sepertinya Hari Penghakiman, akhir zaman,” beber Azza yang dikutip dari laman France24.

“Itu adalah hari yang sangat berat. Kami berkata pada diri sendiri, ‘sudahlah, kami akan mati’ karena gelombang panas,” tambahnya.

Jemaah haji lainnya dari Pakistan, Arzu Farhaj, juga bercerita sempat berjuang mencari bantuan untuk seorang wanita yang tergeletak di pinggir jalan.

Ia mengatakan wanita itu tampaknya sendirian. Wanita itu tergeletak dan belum ada ambulans yang menolongnya.

“Dan orang-orang sedang lewat. Aku tidak bisa meminta staf keamanan untuk memanggilkan ambulans untuknya,” tutur Farhaj.

TV pemerintah Saudi mengatakan suhu meningkat pada hari Senin hingga mencapai 51,8 derajat Celcius, di Masjidil Haram, Mekkah. Sebuah studi tahun 2024 yang dilakukan Journal of Travel and Medicine menemukan peningkatan suhu global mungkin melebihi strategi untuk mengatasi panas.

Sementara studi di 2019 dari Geophysical Research Letters menunjukkan ketika suhu meningkat di Arab Saudi, gersang akibat perubahan iklim, jamaah haji akan menghadapi bahaya ekstrem.

(sao/naf)

Membagikan
Exit mobile version