
Jakarta –
Saat nonton drama Korea (drakor) sering salah fokus dengan tampilan makanan yang menggugah selera dalam adegannya? Itu merupakan buah karya seorang food stylist.
Profesi food stylist atau penata makanan tak hanya dibutuhkan saat membuat iklan produk, tapi juga pembuatan film atau drama. Di Korea Selatan dimana dramanya begitu mendunia, ternyata ada peran food stylist di dalamnya.
Mengutip South China Morning Post (4/4/2024), Ko Young-oka adalah food stylist pertama yang bekerja penuh waktu (full-time) untuk drama Korea. Karyanya pernah tampak dalam drama Mr. Queen, Reborn Rich, dan Princess Hours.
Ko menjalani profesi ini sejak 2006, saat menggaram drama romantis Princess Hours. “Saat itu, profesi food stylist baru bermunculan. Biasanya, makanan yang terlihat di drama disiapkan oleh staf tim makanan (dari perusahaan penyiaran). Saya adalah food stylist full-time pertama yang dipekerjakan untuk drama itu,” ujarnya.
Ko telah bekerja untuk banyak drama hits selama lebih dari 20 tahun berkarir. Banyak di antara drama tersebut berhasil menggaungkan Korean wave di seluruh dunia.
Makanan karya Ko dalam drama Princess Hours. Foto: South China Morning Post
|
Beberapa drama yang pernah ditanganinya termasuk Coffee Prince (2007), Boys Over Flowers (2009), Let’s Eat (2013), Mr. Queen (2020), Reborn Rich (2022), dan The Forbidden Marriage (2022).
Karya makanan pertama Ko dibuat untuk sebuah acara TV pada tahun 2003. Saat masih menjadi pelajar itu, ia diminta menyiapkan bekal makan siang dalam acara yang menceritakan kisah orang-orang biasa dalam situasi sehari-hari. Acara itu dipuji karena penggambaran kehidupan Korea yang realistis.
Ia berujar, “Sutradara Hwang In-roi menginginkan kotak bekal makan siang yang istimewa, tapi saat itu tidak ada kotak makan siang yang cantik. Saya harus membuatnya dari awal. Butuh beberapa hari untuk menyiapkan kotak makan siang.”
Setelah pengalaman itu, Hwang meneleponnya lagi untuk drama romantis Princess Hours. Drama tersebut memiliki latar cerita Korea abad ke-21 yang masih mempertahankan monarki dan keluarga kekaisarannya, menceritakan kisah Putra Mahkota Lee Shin (Ju Ji-hoon) dan istrinya Chae-kyeong (Yun Eun-hye).
Ko mengenang adegan pernikahan pasangan itu di Macau sangat spesial. Ia bekerja keras untuk itu, apalagi semua harus dijaga kerahasiaannya.
“Saya memutar-mutar jalanan pada malam hari untuk mencari bahan untuk membuat korsase, mahkota bunga, dan hiasan bunga untuk pernikahan di gereja. Saya menghabiskan sepanjang malam membuat properti bunga,” katanya.
|
Menurut Ko, adegan makanan dalam drama Korea setidaknya butuh 2 hingga 3 orang untuk menyiapkannya. Kalau untuk adegan pesta makan, setidaknya butuh 5 orang.
Adegan pesta untuk Reborn Rich, sebuah drama fantasi yang menceritakan kisah konglomerat bisnis milik keluarga, merupakan tantangan besar bagi Ko.
Ia mengaku butuh waktu hampir 2 bulan untuk menyiapkan adegan pesta singkat dalam drama tersebut. Biayanya juga sangat mahal. Saat itu tim drama menghabiskan biaya 50 juta won atau sekitar Rp 586 juta bagi tim produksi.
Ko mengatakan seorang food stylist harus menjadi sosok yang mampu merencanakan ruang. Warna pun memainkan peran penting.
“Warna menentukan suasana. Saat saya sedang menyiapkan adegan makanan dalam film The Sword with No Name (2009) – berlatar belakang dinasti Joseon dan menampilkan Permaisuri Myeongseong – sutradara ingin warna makanannya menjadi gelap, yang menyiratkan malapetaka yang akan terjadi (pembunuhannya),” tutur Ko.
Ko saat ini juga mengajar siswa di berbagai sekolah kuliner. Ia kerap menasehati siswanya. “Menjadi food stylist harus mencerminkan kualitas seorang entertainer serba bisa, yang berperan ahli dalam segala bidang. Tidak peduli seberapa mahal piringnya, jika makanannya melengkapinya dengan sempurna, maka itu akan terlihat luar biasa,” tutupnya.
(adr/adr)