Kamis, Desember 12


Jakarta

Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya membangun pipa gas. Bahli bahkan sempat mendesak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menyetujui anggaran untuk program tersebut.

Ia bercerita sempat menyindir Sri Mulyani dengan mengatakan bahwa menteri yang tidak setuju membangun pipa gas maka dia adalah menteri yang tidak setuju kedaulatan energi. Pada akhirnya bendahara negara tersebut menyetujui permintaan Bahlil.

“Alhamdulillah kemarin kita sudah berjuang kepada Menteri Keuangan yang berhitungnya minta ampun. Saya katakan kepada Ibu Menteri. Hari ini Menteri siapa yang tidak setuju untuk membangun pipa gas maka dia adalah menteri yang tidak setuju untuk kedaulatan energi,” kata Bahlil di acara Bimbingan Teknis Legislator Nasional Fraksi Partai Golkar di Jakarta, dikutip Kamis (12/12/2024).


“Begitu aja kita buat, dan Alhamdulillah kemarin dia sudah setuju untuk menyetujui anggaran ESDM untuk kita bangun pipa lingkar Jawa dan Sumatera agar 2027 jaringan gas kita bisa jalan dengan pipa yang dibangun oleh negara,” sambung Bahlil.

Menurut Bahlil, produksi gas di beberapa wilayah sebenarnya sudah surplus. Hanya saja jaringan pipanya kurang memadai sehingga perlu segera dibangun. Rencananya provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, Jawa Barat dan sebagian Sumatera bakal menjadi proyek percontohan pembangunan pipa gas.

“Sekarang ini gas kita surplus di Jawa Timur, tapi pipanya tidak ada yang bisa kita bawa ke Jawa Barat. Andaikan pun ada itu sedikit. Di kawasan industri di Batang waktu kami dirikan di tahun 2021, itu kawasan industri nya bagus, tapi jaringan pipanya nggak masuk,” ungkap Bahlil.

Bahlil menyatakan, industri LPG penting dibangun di Tanah Air untuk mengurangi jumlah impor. Meskipun, banyak juga kendala untuk merealisasikan itu misalnya tentangan dari pihak importir.

Bahlil menuding importir khawatir akan rugi jika industri LPG berhasil dibangun di Indonesia. Namun, yang jelas Bahlil ingin agar industri tersebut berhasil dibangun di Indonesia.

“Saya buka aja, karena kalau kita berhasil membangun industri LPG dalam negeri berapa potensi loss daripada importir LPG? Saya tahu ini bermain dengan sedikit ngeri-ngeri sedap, tapi saya harus mengatakan bahwa ini kita harus hentikan cara-cara ini. Kita menyetop mengurangi impor LPG dengan membangun industri LPG dalam negeri,” tutup Bahlil.

(ily/ara)

Membagikan
Exit mobile version