![](https://i1.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2024/02/12/bripka-abster-m-wongkar-mengawal-ambulans-di-dalam-tol-jakarta-1_169.png?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Ipda Abster Wongkar kerap mengawal ambulans saat sedang berdinas. Kalaupun bertemu ambulans saat sedang berdinas, maka konvoi akan mengalah ke belakang.
Aksi Ipda Abster Wongkar mengawal ambulans menyorot mata publik di jagat media sosial. Aksinya itu banyak diacungi jempol oleh warganet. Abster melakukan pengawalan saat sedang berdinas. Pun bila bertemu ambulans bersamaan dengan waktu mengawal, kata Abster, konvoi akan mengalah ke belakang.
“Saya koordinasi ke dalam (konvoi), ada ambulans kita bantu. Nanti mobilnya pimpinan atau rangkaian yang saya bawa di belakang ambulans. Ambulans di depan, motor kita di depan bantu buka dan itu rata-rata searah ya, ambulans tujuan mau ke mana. Kalau misal saya dan ambulans di pertengahan jalan beda ya biasanya pisah, yang penting ambulans ini udah melewati kemacetan atau mendekati tempat yang kita tuju,” ungkap Abster saat menceritakan pengalamannya kepada detikOto.
Abster menjelaskan, ambulans merupakan kendaraan prioritas. Untuk itu saat di jalan, tentu harus didahulukan. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 134, ambulans berada di urutan kedua setelah pemadam kebakaran.
Bisa mengemudikan motor besar sembari memberikan pengawalan tentu bukan pekerjaan mudah. Terlebih dalam beberapa kesempatan, dirinya harus meminta jalan dengan tangan kanan. Sementara tangan kiri harus dengan cepat berada di posisi gas agar motor terus berjalan.
Sebelum mengawal Abster lebih dulu belajar mengendalikan motor di Divisi Lalu Lintas Polda Metro Jaya, mulai dari mendorong motor, mengenal beban kendaraan, hingga mengangkat motor dari posisi terjatuh.
“Karena pada saat pengawalan kita itu udah harus kuasai motor, karena kita harus tahu rute jalan kita mau ke mana, kita harus mikirin rangkaian yang kita bawa tujuannya,” urai Abster.
“Terus belum lagi kita main sirene seperti apa. Harus ngarahin kendaraan lain, belajar ngegas pakai tangan kiri karena apa, tangan kanan buat ngarahin kendaraan yang dari sebelah kanan. Jadi kecepatan motor harus tetap dijaga, tapi juga kita harus juga nuntun masyarakat yang lain untuk memberikan prioritas terhadap kendaraan yang kawal,” lanjut Abster.
(dry/lth)