Kamis, September 19

Jakarta

Samsung belum lama ini mengumumkan pemenang pelatihan Samsung Innovation Camp (SIC) Batch 5 kategori SMA/SMK dan sederajat serta universitas. Ini cerita para pemenang dari masing-masing kategori.

Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia mengatakan ada 7.590 peserta yang mendaftar untuk mengikuti SIC Batch 5. Dari jumlah pendaftar tersebut, ada 4.076 peserta yang lolos ke pelatihan setelah melewati logic test.

“Apa gunanya logic test? Kita mau make sure bahwa target beneficiary yang mengikuti program kita ini memang sesuai, mereka mampu untuk mengikuti bimbingan yang kami berikan,” kata Ennita dalam wawancara dengan pemenang SIC Batch 5 di Jakarta, Rabu (18/9/2024).


Peserta yang lolos SIC Batch 5 kemudian mengikuti pelatihan online berdurasi lebih dari 300 jam yang memakan waktu sekitar tujuh bulan. Jenis pelatihan yang diberikan mulai dari coding, programming, AI, dan IoT.

Setelah pelatihan selama tujuh bulan, peserta SIC Batch 5 kemudian mengikuti proses penilaian di final. Penilaian ini diberikan oleh juri yang berasal dari tim Samsung R&D, Kementerian Agama, Kemendikbudristek, hingga pelaku industri teknologi dari startup eFishery dan Botika.

Samsung mengumumkan pemenang SIC Batch 5 pada 7 September kemarin. Juara pertama SIC Batch 5 untuk kategori SMA, SMK, dan MA setara jatuh kepada tim Mechalvent dari MAN Insan Cendekia Tanah Laut, Kalimantan Selatan dengan prototipe alat Bioner-S: Smart Biomass Energy yang merupakan pembangkit listrik pintar berbasis AI dan limbah biomassa.

Tim Universitas Bina Nusantara, pemenang Samsung Innovation Campus Batch 5 kategori universitas Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET

Tim MAN Insan Cendekia Tanah Laut terdiri dari Aqsha RE Siregar, Azman Zidni Fadhillah, Huda Nur Ihsan Muhammad Akbar, dan Muhammad Fikri Anwari. Mereka mengatakan SIC Batch 5 jadi tempat banyak belajar hal baru yang belum mereka kuasai sebelumnya, seperti AI dan IoT.

“Seperti kami belajar bahasa Python dari awal, dari dasar benar-benar dari tahap awal, kemudian pembuatan web app, semua ilmu tentang AI dan IoT benar-benar diajarkan dari awal dari dasar,” ujar Fikri dari tim MAN IC Tanah Laut.

“Jadi untuk kami yang sebagian belum pernah belajar sama sekali tentang ilmu-ilmu itu kami jadi dapat memahami setidaknya dasar-dasarnya, beberapa bahkan dapat menguasai dalam bidang seperti AI dan IoT,” sambungnya.

Sementara itu, juara kategori universitas D3, D4, dan S1 dianugerahkan kepada Universitas Bina Nusantara dengan ide solusi Daely yang merupakan sistem berbasis AI dan IoT yang bisa mendeteksi ngantuk dan kelelahan pada pengemudi.

Ini pertama kalinya Samsung melibatkan jenjang universitas di pelatihan SIC. Tim Universitas Bina Nusantara yang terdiri dari Aretha Natalova Wahyudi, Axel Nino Nakata, Jehoiada Wong, dan Jessica Lynn Wibowo program ini memberikan banyak ilmu yang mungkin tidak akan mereka temukan di bangku kuliah.

“Kita dapat kesempatan untuk ketemu mentor-mentor yang keren banget, yang kompetensinya sangat tinggi dan mereka memang memiliki pengalaman di industri. Kalau nggak lewat sini kita nggak tahu gimana cara ketemunya,” kata Aretha.

“Kita bisa sharing-sharing sama mentor yang keren-keren, dapat insight. Itu juga yang jadi salah satu key kenapa inovasi kita bisa berhasil gitu, bisa jalan. Terus selain itu kita juga belajar dari sisi soft skill di mana kita bisa desain produk, develop produk ini, terus mikir bagaimana use case-nya di masyarakat, bagaimana cara approach program,” pungkasnya.

(vmp/fay)

Membagikan
Exit mobile version