Selasa, Mei 21

Jakarta

Kota Tua Jakarta tak hanya menjadi objek wisata pengunjungnya. Ada juga yang mengais rezeki demi menghidupi keluarga dan biaya kuliah.

Kisah itu seperti milik Aris (22), Nanda, dan Maman (21) tiga warga Cilincing, Jakarta Utara yang membuka jasa foto di Kota Tua. Sejak 2021 mereka sudah mencoba peruntungan untuk membiayai hidup dan kuliahnya.

“Uang yang kami dapat dari jasa foto ini buat keperluan pribadi, keluarga, sama bekal buat kuliah. Ya hasilnya lumayan buat tambah-tambah,” kata Aris ketika bercerita kepada detikcom, Senin (15/4/2024).


Aris dan Maman berkuliah di Universitas Bhayangkara jurusan multimedia. Sedangkan Nanda berkuliah di Universitas Padjadjaran jurusan pertanian.

Mereka hampir setiap hari terlihat di Kota Tua mulai pukul 14.00 WIB sampai 21.00 WIB. Jasa foto yang ditawarkan dengan tarif Rp 5.000 per foto yang diambil.

Ketiganya mengaku fotografi sudah menjadi hobi sejak lama. Aris bahkan rela menabung uang demi memiliki kamera dan alat penunjang lainnya yang lebih baik.

“Dulu saya sampai kerja serabutan, kuli bangunan, supir, sampai jaga portal dilakoni. Sekarang sedikit-sedikit upgrade kamera biar dapat yang bagus,” ungkapnya.

Kata Nanda, fotografi adalah hobi yang bisa menghasilkan uang. Dia sama sekali tak terbebani saat bekerja memotret orang.

“Senang aja, ini tuh jadi hobi jadi duit,” ujar Nanda.

Fotografer keliling di Kota Tua (Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom)

Suka Duka

Di balik cuan yang diraih Aris dkk, ada suka dan duka selama menjadi fotografer serabutan di Kota Tua. Misalnya klien yang rewel karena merasa fotonya jelek, atau klien yang hanya beli satu-dua foto setelah meminta puluhan jepretan.

“Ada yang minta pas foto-fotonya banyak, tapi pas ngambil cuma satu apa dua. Ada juga yang curang, minta pindahin datanya ke HP-nya dia, tapi pas ambil cuma dua, sisanya nggak dihapus juga,” kata Aris.

Meski begitu, Aris mengaku pernah dapat klien yang mau bayar semua foto yang dijepret. Tentu saja saat itu sang klien meminta banyak pose dan angle foto.

“Pernah ada yang mau beli 500 foto. Itu semuanya foto dia di kamera saya. Kayak dapat jackpot. Tapi ya baru sekali doang,” ujarnya.

Di sisi lain Maman menceritakan kalau ramainya Kota Tua saat liburan tidak menentukan banyaknya orang mau difoto. Katanya tidak semua orang juga yang punya tujuan foto-foto di Kota Tua.

“Orang ke Kota Tua banyak tapi yang foto dikit, itu pun kalau ada ngambilnya dua foto aja,” ucapnya.

Maman juga kadang heran dengan beberapa orang yang meminta bonus foto. Misalnya mereka maunya beli empat, tapi meminta bonus sejumlah foto gratis.

“Di Kota Tua itu udah murah cuma Rp. 5.000. Udah lebih murah daripada di Monas atau Ancol. Itu pun masih diminta bonus, ya banyak kayak gitu,” jelas Maman.

(lir/lir)

Membagikan
Exit mobile version