Rabu, Februari 12


Jakarta

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, Jawa Barat. Mereka menjadi produsen kendaraan pertama yang punya fasilitas tersebut di Tanah Air.

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto mengatakan, HRS Toyota di Karawang punya tekanan maksimal 700 bar. Menurut demonstrasi yang ditunjukkan PT TMMIN saat peresmian fasilitas, proses pengisian daya mobil hidrogen kurang lebih mirip mobil listrik.

Bedanya, kata Nandi, pengisian daya mobil hidrogen tak memerlukan waktu lama. Bahkan, bisa kurang dari lima menit!


“Waktu pengisian hanya memakan waktu 3-5 menit. Kami berharap, ke depannya, HRS ini dapat mengakselerasi adopsi teknologi hidrogen di Indonesia, baik itu untuk mobilitas dan sektor lain,” ujar Nandi menyampaikan presentasi di Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/2).

Stasiun pengisian bahan bakar mobil hidrogen Toyota. Foto: Doc. TMMIN.

Toyota mengklaim, hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi yang tak hanya ramah lingkungan, melainkan juga elemen teringan dan paling melimpah di alam semesta. Hidrogen bisa ditemukan dengan mudah di air, gas alam, ataupun biomas seperti minyak nabati dan gas metana.

Sumber daya alam terbarukan di Indonesia sangat melimpah seperti air, geothermal dan senyawa lainnya yang bisa menjadi potensi untuk dijadikan sumber produksi hidrogen hijau.

Toyota Belum Jual Mobil Hidrogen

Meski fasilitasnya sudah ada, namun Toyota belum menjual mobil hidrogen di Indonesia. Padahal, mereka punya kendaraan di segmen tersebut, yakni Toyota Mirai yang sudah berulang kali muncul di pameran Tahan Air.

Toyota Mirai. Foto: Doc. TMMIN.

Nandi menegaskan, studi untuk mobil hidrogen masih berjalan hingga sekarang. Sebab, kendaraan tersebut masih sangat baru dan ekosistemnya belum terbentuk.

“Kita sudah punya Mirai generasi 1 dan 2, nanti kita akan evaluasi, karena seperti yang disampaikan, kita perlu regulasi dan studi dulu,” ungkapnya.

Nandi secara tak langsung menegaskan, mobil hidrogen seperti Toyota Mirai kemungkinan besar tak akan dijual dalam waktu dekat. Kendaraan itu baru akan meluncur ketika ekosistemnya sudah mulai terbangun.

“Edukasi itu perlu, kalau pengalaman di beberapa negara kan 5-6 tahun ya. Nanti secara ekosistem sudah ada, yang penting dalam satu ring tertentu mungkin 2030 sudah bisa (dijual). Kalau forklift segera, kalau mobil (hidrogen) mungkin 2030,” kata dia.

(sfn/dry)

Membagikan
Exit mobile version