Rabu, Desember 4

Jakarta

Pada 2 Desember 2024, Pat Gelsinger secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi CEO Intel Corporation, efektif segera. Keputusan ini diambil di tengah upaya perusahaan untuk memulihkan kepercayaan investor dan menghadapi tantangan dalam industri semikonduktor global.

“Memimpin Intel merupakan kehormatan seumur hidup saya – sekelompok orang ini merupakan yang terbaik dan tercerdas dalam bisnis ini, dan saya merasa terhormat untuk menyebut setiap orang sebagai kolega. Hari ini, tentu saja, pahit sekaligus manis karena perusahaan ini telah menjadi hidup saya selama sebagian besar karier kerja saya. Saya dapat mengenang dengan bangga semua yang telah kita capai bersama. Ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kita semua karena kita telah membuat keputusan yang sulit tetapi perlu untuk memposisikan Intel dalam dinamika pasar saat ini. Saya selamanya berterima kasih kepada banyak kolega di seluruh dunia yang telah bekerja bersama saya sebagai bagian dari keluarga Intel,” kata Gelsinger dalam siaran pers yang diterbitkan Intel.


Menurut laporan Reuters, Gelsinger mengundurkan diri setelah rapat dewan direksi minggu lalu. Dalam rapat tersebut para direktur merasa rencana Gelsinger yang mahal dan ambisius untuk mengubah Intel tidak berhasil dan kemajuan yang dijanjikan malah berjalan lambat, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Dewan direksi akhirnya memberi tahu Gelsinger bahwa ia dapat pensiun atau diberhentikan. Pria 63 tahun ini memilih untuk mengundurkan diri, menurut sumber tersebut.

Dengan pengunduran diri ini menandai berakhirnya karier panjang Gelsinger yang dimulai pada tahun 1979. Dia kembali ke perusahaan berpusat di Santa Clara, California sebagai CEO pada 2021 setelah sebelumnya memimpin VMware.

Selama masa jabatannya, ia berusaha mengembalikan kejayaan Intel melalui investasi besar dalam manufaktur chip dan pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, inisiatif tersebut menghadapi berbagai hambatan, termasuk masalah teknis dan persaingan ketat dari perusahaan seperti Nvidia dan AMD.

Salah satu tantangan signifikan adalah kegagalan Intel mencapai target penjualan chip AI Gaudi 3 pada 2024 akibat masalah perangkat lunak. Selain itu, perusahaan mengalami penurunan nilai pasar hingga 50% selama kepemimpinan Gelsinger, serta menghadapi pemutusan hubungan kerja massal dan penangguhan dividen.

Menanggapi pengunduran diri Gelsinger, Intel menunjuk David Zinsner, Wakil Presiden Eksekutif dan CFO, serta Michelle Johnston Holthaus, CEO Intel Products, sebagai co-CEO interim. Dewan direksi juga membentuk komite pencarian untuk menemukan pengganti permanen.

“Dengan pengangkatan permanen MJ menjadi CEO Intel Products bersama dengan peran co-CEO sementaranya di Intel, kami memastikan grup produk akan memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami. Pada akhirnya, kembali ke kepemimpinan proses adalah inti dari kepemimpinan produk, dan kami akan tetap fokus pada misi tersebut sambil mendorong efisiensi yang lebih besar dan peningkatan profitabilitas.” Frank Yeary , ketua independen dewan Intel.

(afr/afr)

Membagikan
Exit mobile version