Senin, Maret 31

Jakarta

Jepang berencana menempatkan rudal jarak jauh di pulau selatannya, Kyushu. Senjata itu dibuat di tengah kekhawatiran terhadap sikap pemerintahan Amerika Serikat dan ketegangan regional yang terus berlanjut.

Rudal-rudal itu, dengan jangkauan sekitar 1.000 km, akan mampu mengenai sasaran di Korea Utara dan wilayah pesisir China dan akan ditempatkan tahun depan. Rudal-rudal tersebut akan memperkuat pertahanan gugus pulau Okinawa dan meningkatkan kemampuan serangan balik Jepang jika diserang.

Penempatan rudal jarak jauh di kepulauan Okinawa tidak dilakukan untuk menghindari kemarahan China. Kepulauan tersebut telah mempunyai sejumlah rudal dengan jangkauan yang lebih pendek.


“Karena ancaman China dan Korut terus meningkat, wajar Jepang melawan dengan sistem persenjataan lebih efektif. Saya pikir Jepang harus segera mengambil langkah seperti penyebaran rudal jarak jauh untuk keamanan lebih kuat,” kata Yoichi Shimada, profesor emeritus di Universitas Prefektur Fukui.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump, mengeluh perjanjian keamanan Jepang-AS tak bersifat timbal balik: “Kami memiliki hubungan baik dengan Jepang, tapi kami memiliki kesepakatan dengan Jepang bahwa kami harus melindungi mereka, tetapi mereka tidak harus melindungi kami,” cetusnya.

Perjanjian itu pertama kali ditandatangani tahun 1951, ketika Jepang masih diduduki pasukan AS. Dikutip detikINET dari Guardian, kemampuan Jepang melakukan tindakan militer memang dibatasi dalam konstitusinya.

Beberapa pihak di Jepang khawatir tentang komitmen Trump menghormati perjanjian itu. “Jelas bagi yang memperhatikan ini dengan saksama bahwa aliansi AS-Jepang sedang buruk. Bahkan jika China menyerang Jepang, tak ada jaminan AS di bawah Trump akan melakukan apa pun. Itu masalah besar,” cetus Robert Dujarric dari Temple University di Tokyo.

Dua pangkalan pasukan pertahanan diri Jepang sedang dipertimbangkan untuk penempatan rudal baru tersebut, Camp Yufuin di Oita dan Camp Kengun di Kumamoto, keduanya di Kyushu.

Sistem senjata baru tersebut dilaporkan merupakan versi yang ditingkatkan dari rudal berpemandu darat ke kapal Tipe-12 milik Jepang. Sistem rudal ini sudah ditempatkan sebelumnya di beberapa lokasi.

“Ini hanyalah satu bagian dari peningkatan bertahap dalam kapasitas militer Jepang,” kata Dujarric, yang meyakini negara itu perlu memikirkan kembali kebijakan keamanannya mengingat lanskap geopolitik yang terus berubah.

(fyk/fay)

Membagikan
Exit mobile version