Jumat, Januari 10


Yogyakarta

Virus Human Metapneumovirus (HMPV) dinyatakan telah masuk ke Indonesia, otoritas Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) akan menerapkan skrining kesehatan untuk penumpang dan kru pesawat.

Skrining kesehatan ini akan dilakukan petugas Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Yogyakarta bersama otoritas YIA. Nantinya penumpang dan kru pesawat yang tiba di YIA bakal dicek kesehatannya, termasuk suhu tubuh dan ada tidaknya gejala terjangkit HMPV.

“Kami di Balai Kekarantinaan Kesehatan juga melakukan pengawasan alat angkut yang masuk maupun yang akan berangkat dari YIA. Kemudian juga melakukan pengawasan orang, pelaku perjalanan, air crew yang masuk, kita pindai suhu tubuh, kita amati gejala dan juga teman-teman dari CIQ yang lain kita juga melakukan pengamatan secara visual,” kata Kepala BKK Yogyakarta, Wisnu Trianggono dikutip dari detikJogja.


Wisnu mengatakan pihaknya juga sudah meminta pihak maskapai untuk melakukan pengawasan awal terhadap seluruh penumpang. Apabila terindikasi menunjukkan terpapar virus HMPV, penumpang akan langsung dirujuk ke instansi kesehatan sekitar bandara.

“Kita berkoordinasi juga dengan wilayah, Dinas Kesehatan, RSUD, untuk penanganan jika sewaktu-waktu ditemukan adanya suspect di bandara YIA,” terangnya.

Saat ini Wisnu memastikan YIA masih aman, belum ada temuan kasus virus tersebut. Dia juga menjamin seluruh petugas akan bekerja maksimal demi mencegah penyebaran virus itu.

“So far aman di YIA, semuanya terkendali dan ini juga berkat kolaborasi dari seluruh komunitas yang juga terus menjaga kesehatan di bandara, baik dari sisi protokol kesehatan, dari sisi keamanan pangan dan lain sebagainya,” ucapnya.

Virus Human Metapneumovirus (HMPV) dilaporkan telah terdeteksi di Indonesia setelah sebelumnya merebak di Tiongkok. Virus ini diketahui menyerang anak-anak, namun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. HMPV bukanlah virus baru dan telah lama dikenal dalam dunia medis.

“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin (6/01/2024).

Menkes menjelaskan, HMPV berbeda dengan virus COVID-19. Jika COVID-19 adalah virus baru yang membutuhkan penyesuaian sistem imun, HMPV adalah virus lama yang sifatnya menyerupai flu. Sistem kekebalan tubuh manusia, terutama pada kelompok sehat, sudah mampu mengatasi virus ini.

“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” tambahnya.

Kasus di Tiongkok Tidak Terkait HMPV

Mengenai pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di Tiongkok, Menkes menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti Tiongkok sering terjadi saat musim dingin.

“Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” kata Menkes.

Gejala Mirip Flu Biasa

Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker saat merasa sakit, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mencurigakan.

“Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama seperti masa COVID-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tutup Menkes.

Pemerintah terus memantau perkembangan HMPV di Indonesia dan memastikan langkah-langkah pencegahan serta penanganan dilakukan dengan optimal.

(ddn/ddn)

Membagikan
Exit mobile version