Selasa, September 17


Jakarta

Yunani mengumumkan rencana untuk menindak para pelancong yang berduyun-duyun datang dengan kapal pesiar.

Melansir The Sun, Rabu (11/9/2024), bagi turis kapal pesiar yang berkunjung ke pulau-pulau di Santorini dan Mykonos selama puncak musim panas akan dikenakan biaya sebesar 20 Euro atau sekitar Rp 340 ribu.

Selain itu, pemerintah juga berencana mengatur jumlah kapal pesiar yang tiba di pulau-pulau tersebut. Sementara itu, ada peraturan baru yang tengah digodog untuk melindungi lingkungan dan mengatasi kekurangan air.


“Pelayaran kapal pesiar telah membebani Santorini dan Mykonos dan inilah alasan mengapa kami melakukan intervensi,” ucap Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.

“Yunani tidak memiliki masalah pariwisata yang berlebihan secara struktural. Beberapa destinasinya memiliki masalah yang signifikan selama minggu atau bulan tertentu dalam setahun, itu yang harus kami tangani,” ungkapnya.

Mitsotakis berujar bahwa sebagian pendapatan dari pajak kapal pesiar akan dikembalikan ke masyarakat setempat untuk diinvestasikan dalam infrastruktur.

Adapun Yunani sangat bergantung pada pariwisata. Karena sektor itu adalah salah satu pendorong utama ekonomi negara tersebut. Sementara itu, Yunani dikabarkan belum pulih dari krisis selama satu dekade yang meruntuhkan seperempat dari output produksi mereka.

Tahun lalu, rekor 32,7 juta orang mengunjungi Yunani dan memecahkan rekor sebelumnya. Namun, beberapa tujuan populernya termasuk Santorini berisiko rusak akibat pariwisata massal.

Sementara sekitar 800 kapal pesiar membawa 1,3 juta penumpang ke pulau tersebut pada tahun 2023 dan berdampak besar pada beberapa ribu penduduk lokal.

Otoritas Yunani juga berencana menangguhkan semua izin hotel dan penyewaan liburan di zona kaldera Santorini. Tempat itu adalah spot para turis berkerumun dan berpose menghadap matahari terbenam. Beberapa rekaman video di pulau yang indah itu sempat menunjukkan saat ratusan turis berdesakan demi swafoto saat sunset.

Ratusan orang terlihat mengantri di jalan setapak yang sempit untuk mencapai puncak tebing. Hal itu membuat penduduk setempat kesal dengan kepadatan yang keterlaluan karena wisata.

“Terlalu banyak orang yang datang ke Santorini dan mereka meninggalkan sampah,” ujar Onur Kilic (28).

“Sulit bagi penduduk setempat karena kami tinggal di sini. Jalanan terlalu padat dan lalu lintasnya jauh lebih buruk, ini buruk bagi lingkungan dan biaya semuanya tidak terkendali, penduduk setempat tidak dapat membayar karena harga-harga naik,” keluhnya.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version