Senin, November 18


Jakarta

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengingatkan pentingnya teknik berkendara yang baik dan benar di jalan tol. Hal ini menyusul insiden kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Tol Cipularang Km 92 beberapa waktu lalu.

Investigator senior KNKT Ahmad Wildan mengungkapkan elemen geometrik jalan tol di Indonesia, termasuk Jalan Tol Cipularang, sudah memenuhi regulasi nasional maupun internasional. Elemen seperti penampang melintang jalan, alignment vertikal, dan alignment horizontal telah diaudit secara ketat untuk memastikan keselamatan pengguna.

Di sisi lain, menurutnya, sebagian besar kasus kecelakaan di jalan tol terjadi akibat faktor manusia. Selain kelelahan, kurangnya pemahaman akan teknik berkendara di jalan menurun dan saat hujan, juga menjadi penyebab utama kecelakaan.


“Pada jalan menurun, yang memutar roda kendaraan adalah gaya gravitasi, sehingga pengemudi harus memahami teknik pengereman yang benar dengan memanfaatkan mesin kendaraan pada gigi rendah yang akan menjaga putaran roda pada kecepatan aman tanpa perlu melakukan pengereman dengan rem utama,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/11/2024).

“Penggunaan gigi yang tidak tepat dapat memaksa pengemudi melakukan pengereman panjang dan berulang dan hal ini akan meningkatkan risiko kegagalan pengereman diantaranya kampas mengalami panas berlebih (overheating), angin tekor maupun minyak remnya yang overheat (vapour lock),” katanya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa faktor disiplin dan perilaku pengemudi kendaraan berat yang sering melanggar aturan batas kecepatan (under speed) atau berkendara di lajur yang salah juga meningkatkan risiko tabrak depan belakang di jalan tol.

Ahmad Wildan juga menyoroti pentingnya edukasi kepada pengemudi, khususnya dalam menghadapi kondisi tertentu seperti hujan. Saat cuaca hujan, kecepatan ideal adalah 60 km/jam hingga maksimal 70 km/jam dengan menjaga jarak aman untuk mencegah risiko aquaplaning dan tergelincir saat pengereman.

KNKT menggarisbawahi perlunya peningkatan edukasi dan pelatihan teknik mengemudi yang benar, termasuk penggunaan gigi rendah di jalan menurun dan cara menghadapi kondisi jalan licin.

“Kami mendorong pemerintah untuk menjadikan edukasi teknik mengemudi ini sebagai pengetahuan wajib bagi semua pengemudi di Indonesia. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan menurunkan angka kecelakaan di jalan tol,” ungkap Wildan.

Dengan memahami teknik berkendara yang baik dan benar, risiko kecelakaan di jalan tol dapat diminimalkan. Mari bersama-sama menciptakan perjalanan yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan.

(prf/ega)

Membagikan
Exit mobile version