Senin, Maret 17


Bandung

Bus pariwisata yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang. Pihak asosiasi berharap ini jadi yang terakhir.

Dunia pendidikan di Jawa Barat sedang berduka. 9 Pelajar dan seorang guru SMK Lingga Kencana Depok meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di Jl Raya Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/5) malam.

Kecelakaan terjadi ketika rombongan pelajar SMK yang menaiki Bus Trans Putera Fajar itu melakukan kegiatan Study Tour dalam rangka perpisahan sekolah.


Para pengusaha travel di Jabar yang tergabung di Asperwi pun turut berduka dan berharap kejadian seperti tak terulang lagi.

“Kami tentu prihatin, mudah-mudahan ini yang terakhir untuk musibah dari kegiatan studi tur,” kata Pengurus DPW Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Wisata Indonesia (Asperwi) Bandung Raya, Agus Sadmoko, Senin (13/5).

Pria yang akrab disapa Asad ini mengatakan, insiden kecelakaan maut di Subang harus jadi pembelajaran bagi pihak biro perjalanan wisata.

Sebab menurutnya, tak jarang, terjadi dilema dalam usaha perjalanan wisata yang malah tidak mementingkan faktor keselamatan sebagai yang utama.

“Karena kebanyakan klien itu tak jarang nego harga rendah ke pengusaha perjalanan pariwisata. Akhirnya, keselamatannya tidak terlalu diperhatikan. Misalnya, yang penting bus-nya bisa jalan, tapi kelayakannya tidak diperhatikan. Nah ini harus jadi perhatian buat semua temen-temen pelaku usaha biro perjalanan wisata,” ungkapnya.

Untuk masyarakat, Asad berpesan agar lebih teliti lagi dalam memilih biro penyedia perjalanan wisata. Sebab dalam aturan, terdapat perbedaan status antara biro perjalanan pariwisata, agen perjalanan pariwisata, hingga event organizer atau EO.

“Jadi dari sekarang, harus dilihat statusnya bagaimana. Kalau biro perjalanan wisata, dia boleh membuat paket untuk perjalanan pariwisata. Tapi kalau dia statusnya agen perjalanan wisata atau bahkan EO, dia hanya menjual tiket saja dan aturannya tidak boleh membuat paket wisata, harus melalui pihak ketiga,” ungkapnya.

“Karena yang ditakutkan, dia statusnya agen perjalanan pariwisata, tapi malah menyelenggarakan paket wisata. Bahkan kadang masyarakat ya sudah ke EO aja, itu tidak boleh. Jadi memang masyarakat harus diedukasi lagi sama temen-temen pengusaha travel. Biar nanti, kenyamanan dan keselamatan itu yang dikedepankan,” pungkasnya.

——

Artikel ini telah naik di detikJabar.

Simak Video “Kata Sandiaga soal Bus Pariwisata Yang Terguling di Subang Tak Berizin
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version