Jumat, Oktober 4


Jakarta

Bus telolet memang jadi hiburan buat anak-anak. Tapi tanpa disadari, fenomena ini justru membahayakan nyawa.

Suara klakson telolet pada bus dianggap bocah-bocah jadi hiburan. Seringkali bocah-bocah itu meminta sopir dengan memberikan kode tangan untuk membunyikan suara klakson telolet. Meski sering dianggap hiburan, ada bahaya mengintai di baliknya. Sudah ada beberapa bocah meregang nyawa saat mengejar bus telolet.

Terbaru, bocah yang tengah mengejar bus telolet tertabrak taksi di sekitar Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela mengatakan peristiwa terjadi pada Kamis sore tadi. Korban tertabrak saat bersama temannya mengejar bus telolet di lokasi.


“Dia (sopir taksi) nabrak mengakibatkan orang meninggal. Itu tuh apa, ngejar bus telolet katanya, bus telolet itu,” ujar Anggiat dikutip detikNews.

Menyoal fenomena bocah mengejar bus telolet ini, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengingatkan agar orang tua berperan ekstra dalam mengawasi anak-anaknya. Pasalnya, anak-anak belum mengerti bahaya mengejar bus telolet tersebut.

“Sudah saatnya (penggunaan) klakson (telolet) tersebut dilarang. Memang sepertinya terlihat menghibur. Tapi cara itu keliru, karena membahayakan nyawa anak-anak,” ungkap Sony kepada detikOto baru-baru ini,

“Sementara anak-anak belum begitu sadar dalam melihat potensi bahaya yang ditimbulkan, mereka juga belum dapat mengontrol emosi rasa senangnya. Jadi jangan jadikan hal itu sebagai hiburan buat anak-anak. Karena jalan raya bukan tempat anak-anak bermain atau mencari hiburan. Dalam hal ini, dibutuhkan peran para orang tua untuk melakukan edukasi kepada anaknya,” lanjut Sony.

Bukan cuma membahayakan anak-anak, klakson telolet juga berpotensi membuat rem blong. Sebab, klakson telolet itu menggunakan angin yang juga mempengaruhi fungsi rem.

“Jadi ketika klakson dibunyikan itu akan membuang angin, misal dia (sopir bus/truk) klakson tiga kali aja sudah membuang banyak angin. Akhirnya mempengaruhi fungsi rem (exhaust brake), terutama kalau di jalan menurun ya. Kalau di jalan datar (nggak terlalu pengaruh), karena dia ngegas anginnya akan ngisi lagi. Tapi di jalan menurun, pengemudi nggak punya kesempatan mengisi (ulang angin itu) karena kan nggak mungkin nginjak pedal gas,” jelas Senior Investigator KNKT Achmad Wildan.

(dry/din)

Membagikan
Exit mobile version