Rabu, Oktober 2


Jakarta

Burung ini bernama ibis botak utara. Ia telah kembali dari tepi jurang, dari hampir hilang dari peredaran.

Mengutip CNN, Selasa (1/10/2024), ibis botak utara menghilang dari Eropa lebih dari 300 tahun yang lalu. Beberapa orang beranggapan bahwa foto pada abad ke-16 yang memperlihatkan bulunya yang berkilauan dan paruhnya yang panjang dan melengkung adalah hasil imajinasi.

Burung-burung ini, yang pernah ditemukan di tiga benua, sangat dihormati di dunia kuno. Sehingga mereka memiliki hieroglifnya sendiri, yaitu penggambaran garis-garis khasnya yang merepresentasikan kata akh, yang berarti “roh”.


Namun pada tahun 1990-an, spesies yang dulunya berkembang pesat ini dianggap sebagai salah satu burung paling langka di dunia, dengan populasi globalnya di alam liar berkurang menjadi hanya menjadi 59 pasang dan semuanya ada di Maroko. Ia hilang karena perburuan, hilangnya habitat, dan penggunaan pestisida.

Burung ibis botak utara (Foto: CNN)

Saat ini, upaya konservasi yang gigih di Maroko telah meningkatkan populasinya menjadi lebih dari 500 ekor, sehingga Daftar Merah Spesies Terancam IUCN mengubah statusnya dari sangat terancam menjadi terancam punah pada tahun 2018.

Selain itu, berkat program reintroduksi yang baru pertama kali dilakukan, burung ibis kembali bermigrasi ke Eropa untuk pertama kalinya sejak tahun 1600-an, dengan jumlah populasi yang dikelola sekitar 270 ekor.

Burung ibis botak utara (Foto: CNN)

Ibis botak utara pernah ditemukan di Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara. Namun saat ini, burung ini hanya menempati sebagian kecil dari wilayah jelajahnya yang dulu.

Biasanya, koloni yang berkembang biak berada di tebing dan singkapan berbatu, serta di dalam kastil dan reruntuhan di daerah perkotaan.

Mereka memakan sebagian besar serangga, cacing, dan larva, tetapi sering kali dipaksa untuk menjadi penjelajah yang fleksibel di lokasi tempat tinggal yang sering kali terpencil.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version