Rabu, Oktober 30


Badung

Buntut peristiwa ribut-ribut antara petugas bandara Ngurah Rai dengan sopir taksi liar, manajemen PT Angkasa Pura Indonesia berjanji akan membuat konter khusus.

Konter itu akan diperuntukkan untuk mitra usaha angkutan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Sebelumnya, telah terjadi keributan yang dipicu kesalahpahaman antara para sopir dan petugas keamanan di terminal kedatangan penumpang internasional Bandara Ngurah Rai.

“Semua pihak memahami situasi ini dan berkomitmen untuk bersama-sama memajukan pariwisata Bali ke arah yang lebih baik. Ini supaya berkesan positif bagi wisatawan,” terang General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Ahmad Syaugi Shahab, Selasa (29/10/2024).


Syaugi menjelaskan konter khusus untuk para sopir angkutan akan dibangun di dekat konter informasi terminal kedatangan internasional. Pembuatan konter untuk sopir angkutan itu disetujui para mitra angkutan saat bertemu pengelola Bandara Ngurah Rai pada Senin (28/10/2024).

“Setelah pertemuan itu, kami bersama mitra usaha meninjau lokasi yang rencananya untuk penempatan konter dimaksud,” sambung Syaugi.

Syaugi menuturkan pertemuan itu dihadiri oleh empat perusahaan mitra usaha angkutan yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai. Manajemen bandara mendengarkan semua aspirasi dan masukan dari para mitra mereka dan menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.

Sebelumnya, video keributan antara sopir taksi dengan petugas keamanan di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai viral di media sosial. Keributan itu terjadi pada Minggu (27/10/2024) malam.

Otoritas bandara setempat menyebut peristiwa pada video itu adalah penertiban area penjemputan. Kala itu, petugas keamanan bandara sedang berupaya mengarahkan para penjemput untuk tidak terlalu maju ke jalur yang dilewati penumpang lantaran situasi saat itu cukup padat.

“Mengingat situasi cukup padat serta terindikasi adanya (pelaku) transportasi darat selain mitra usaha kami di sana, maka terjadi peristiwa itu. Yang kami lakukan di lapangan adalah melakukan mediasi,” terang Syaugi, Senin.

——-

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version