Kamis, Februari 6


Seoul

Baru-baru ini sebuah pesawat Air Busan mengalami kebakaran karena power bank penumpang. Maskapai itu bikin aturan baru.

Dikutip dari Independek UK, Rabu (4/1/2025), Air Busan tidak akan mengizinkan penumpang menyimpan power bank di bagasi kabin. Kebijakan itu disebut sebagai tindakan pencegahan setelah salah satu pesawatnya dilalap api minggu lalu.

Penyelidikan yang dipimpin oleh otoritas Korea Selatan terhadap kebakaran tersebut telah dimulai, tetapi belum ada penyebab yang ditetapkan. Kecelakaan udara hampir selalu disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, menurut para ahli.


Dengan kebijakan baru, nantinya tas jinjing penumpang yang diperiksa di gerbang keberangkatan dan tidak berisi power bank akan diberi tanda. Tas itu kemudian diizinkan masuk ke bagasi atas, aturan ini akan dimulai pada hari Jumat pada rute uji coba, sebelum diperluas ke semua penerbangan.

Semua power bank harus dibawa oleh penumpang ke tempat duduk, sehingga jika terjadi panas berlebih, asap, atau kebakaran dapat segera diketahui dan ditangani.

Air Busan mengatakan perubahan tersebut, yang juga akan mencakup pelatihan kebakaran kru tambahan dan peralatan penanggulangan kebakaran di dalam pesawat, merupakan respons terhadap peningkatan jumlah power bank yang terlalu panas.

Kebakaran, yang dimulai pada 28 Januari saat bersiap berangkat ke Hong Kong, pertama kali terdeteksi oleh seorang pramugari di rak bagasi di bagian atas di sisi kiri belakang pesawat, kata Air Busan.

Semua penumpang di dalam pesawat dievakuasi dengan selamat.

Baterai litium adalah jenis baterai isi ulang yang ditemukan di perangkat seperti laptop, ponsel, tablet, power bank cadangan, dan rokok elektronik.

Standar penerbangan global menyatakan baterai tersebut tidak boleh dimasukkan ke dalam bagasi terdaftar karena dapat menimbulkan kebakaran hebat jika terjadi korsleting akibat kerusakan atau kesalahan produksi.

Awak kabin memiliki alat pemadam kebakaran dan kotak atau tas penahan termal untuk mengisolasi perangkat bermasalah di dalam pesawat.

Minggu lalu Korea Selatan mengatakan pihaknya bermaksud membangun kembali sistem keselamatan penerbangannya dari awal, dengan meluncurkan komite baru untuk meningkatkan perjalanan udara di negara yang mengalami dua insiden penerbangan besar dalam waktu sebulan.

“Untuk memulihkan kepercayaan pada sistem keselamatan penerbangan negara kita, pemerintah akan berupaya keras membangun kembali sistem keselamatan penerbangan dari awal,” kata Wakil Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Baek Won-kuk kepada komite tersebut.

Pemerintah harus menjadikan keselamatan penerbangan sebagai prioritas utama.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version