Bandung –
Influencer Malaysia bikin geger setelah konten hilang di hutan Bandung. Tepatnya di Bukit Mbah Garut.
Konten itu membuat konten kreator asal Malaysia Aras Bin Abdullah dan Ammar dicari polisi dan diminta membuat konten lanjutan dengan pernyataan minta maaf telah bikin konten tidak benar.
Kapolsek Panyileukan Kompol Kurnia menyatakan jika konten video yang dibuat itu hoaks. “Berita bohong, video itu dibuat untuk keuntungan sendiri saja,” kata Kurnia via sambungan telepon, Sabtu (8/2).
Bahkan, konten itu dilakukan tanpa izin pihak kepolisian. “Kegiatan tersebut tidak dilaporkan ke pihak Kepolisian Polsek Panyileukan dan kegiatan tersebut tanpa rekomendasi dari Polsek Panyileukan dan Polrestabes Bandung,” ujarnya.
detikJabar berkesempatan berkunjung ke Bukit Mbah Garut, Minggu (9/2/2025) pagi. Bukit Mbah Garut merupakan salah satu ruang terbuka hijau (RTH) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Letaknya ada di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
Area itu belum lama direvitalisasi oleh Pemkot Bandung, yakni dengan menambah dengan pohon, perbaikan infrastruktur, dan membangun lintasan lari.
Selain itu, setiap dua minggu sekali, kawasan kebun bambu yang ada di Bukit Mbah Garut kerap digunakan oleh warga sekitar sebagai Pasar Padaringan atau pasar dengan konsep Suku Sunda dulu.
Namun, keindahan Bukit Mbah Garut akan terlihat horor di malam hari. Pasalnya kawasan tersebut tampak gelap gulita dan hanya bisa dikunjungi oleh warga di pagi, siang hingga sore hari.
Hutan Bambu di Kawasan Bukit Mbah Garut yang ada di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. (Dinas PU Kota Bandung)
|
Acep, salah satu pengelola Bukit Mbah Garut mengatakan, para konten kreator itu sudah meminta izin ke pihak kelurahan untuk membuat konten. Namun, dia tak mengetahui dampak dari konten yang dibuat.
“Sudah izin ke kelurahan, izinnya memang buat konten tiga hari,” kata Acep kepada detikJabar.
“Bukan hutan rimba. Ini tempat wisata, banyak pohon bambu,” ujarnya.
Acep menyebut Aras Bin Abdullah dan Ammar Nzahan membuat konten bersama konten kreator Indonesia yang sama-sama memiliki tema tentang konten horor.
“Banyakan, karena mereka berkolaborasi dengan (konten kreator horor), orang Jawa Barat lihat logat bicaranya. Kalau nggak salah 25 konten kreator,” ujar Acep.
Acep tak menampik jika kawasan tersebut kerap dijadikan obyek konten, namun baru kali ini ada konten yang membuat gempar warga sekitar. “Memang suka dibuat sebagai obyek konten horor,” kata dia.
(wip/fem)