
Jakarta –
Max adalah pekerja konservasi yang tidak biasa. Bukan hanya karena dia seekor anjing, tetapi juga dikembangkan untuk berburu.
Mengutip CNN, Rabu (5/3/2025), anjing berjenis english springer spaniel itu menggunakan indera penciumannya yang luar biasa untuk mengendus kotoran koala. Kemampuan Max digunakan untuk membantu menyelamatkan hewan ikonik Australia itu.
Koala merupakan hewan asli Australia. Pada 2022, pemerintah memasukkannya ke dalam daftar hewan yang terancam punah di sebagian besar wilayah pesisir timur Australia.
Menurut beberapa perkiraan, jumlah mereka telah berkurang setengahnya dalam 20 tahun terakhir, karena sejumlah ancaman termasuk berkurangnya habitat, penyakit, kekeringan, dan kebakaran.
“Ketika Max menemukan kotoran koala, ia meletakkannya di antara kedua cakar depannya dan menyenggolnya dengan hidung,” kata Jack Nesbitt, dari Canines for Wildlife, yang melatih anjing-anjing untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan konservasi.
Max diberi hadiah berupa bola tenis sebagai hadiah favoritnya. Kotoran tersebut memberikan banyak informasi berharga.
Max anjing berjenis English Springer Spaniel (CNN)
|
Analisis di laboratorium dapat memberi tahu ahli ekologi jika koala mengidap penyakit seperti klamidia, yang dapat menyebabkan kebutaan dan kemandulan. Sekarang, itu menjadi hal yang umum di antara koala.
Analisis genetik juga dapat menunjukkan bagaimana seekor koala terkait dengan koala lain di sekitarnya, dan bagaimana koala tersebut berpindah melalui suatu habitat.
“Kami dapat mengidentifikasi individu koala dari kotorannya,” kata Nesbitt, yang mendirikan Canines for Wildlife bersama orang tuanya.
Pada akhir 2024, Max mengidentifikasi sekelompok koala baru di pedalaman Coffs Harbour, sebuah kota pesisir antara Sydney dan Brisbane, yang secara signifikan, tampaknya bebas dari klamidia.
Menurut temuan penyelidikan parlemen yang dirilis pada tahun 2020, ancaman terbesar bagi koala adalah perusakan habitat akibat pembukaan lahan untuk pertanian, perumahan, pertambangan, dan kehutanan.
Penyelidikan tersebut juga mengatakan bahwa tanpa “intervensi pemerintah yang mendesak” koala akan punah sebelum tahun 2050 di New South Wales. Klaim pemerintah bahwa masih ada 36.000 koala di New South Wales sudah ketinggalan zaman dan tidak dapat diandalkan.
Pembukaan lahan dapat mengurangi sumber makanan bagi koala, yang merupakan hewan pemakan segala, yang hidup terutama dari spesies kayu putih beracun. Ia telah beradaptasi untuk mencernanya. Ia juga memakan tanaman lain yang terkait.
Hilangnya habitat juga dapat mengisolasi koala dari calon pasangannya. Ia akan menyeberang jalan atau halaman belakang rumah yang membuat mereka berisiko tertabrak kendaraan dan anjing peliharaan.
Perubahan iklim juga menjadi ancaman lain, tidak terkecuali dari meningkatnya risiko kebakaran hutan. Setidaknya 5.000 koala terbunuh di New South Wales akibat kebakaran hutan pada musim 2019 hingga 2020, menurut penyelidikan parlemen.
“Menemukan area-area habitat yang paling penting untuk perlindungan, dan dapat mengidentifikasinya dengan bukti-bukti, mungkin merupakan dampak terpenting yang dapat diberikan oleh anjing-anjing ini,” ujar Nesbitt.
(msl/fem)