Jumat, Oktober 4

Jakarta

Di era digital seperti saat ini, kebutuhan layanan internet sudah menjadi keniscayaan. Jika dahulu harga menjadi penentu daya beli masyarakat, maka sekarang sudah berubah.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Biznet dengan bekerjasama perusahaan riset dan konsultasi, Ipsos, selama kurun waktu 2023-2024 ditemukan bahwa harga layanan tidak lagi menjadi pilihan utama masyarakat dalam membeli suatu produk internet.

“Hal pertama yang mereka cari itu jaringan stabil. Dulu sering banget ada yang bilang Biznet itu mahal, tapi sekarang jaringan stabil itu wajar kalau itu mahal,” ungkap Senior Manager Marketing Biznet, Adrianto Sulistyo dalam press conference Biznet 24th Anniversary di Jakarta, Selasa (2/10/2024).


Dalam laporan tersebut ditemukan bahwa masyarakat yang memutuskan untuk memilih layanan Biznet itu faktor utamanya karena jaringan stabil. Setelah itu, dilihat dari kecepatan internet dan terakhir soal harga layanan.

“Harga terjangkau malah jadi pilihan ketiga. Sedangkan yang kedua itu kecepatan internet yang kencang. Jadi, kalau dilihat di paket-paket Biznet, khususnya yang retail, itu kita memberikan paket berbeda-beda sesuai dengan lokasinya. Untuk di kota besar, paket kita terendah kita ada di Rp 250 ribu dengan bandwidth 50 Mbps,” ucapnya.

Sedangkan untuk kota-kota kecil lainnya, Biznet menghadirkan paket internet yang berbeda tarifnya dengan yang di kota besar.

“Sedangkan di kota-kota kecil, seperti Klaten, Sragen, terus kemudian Tasikmalaya, Jambi, Padang itu harga yang paling rendah itu di harga Rp 175 ribu per bulan dengan bandwidth kalau di Jawa itu 50 Mbps, sedangkan di Sumatera itu Mbps,” tutur Adrianto.

“Dengan perbedaan harga itu, kami sadar ingin memahami daya beli masyarakat. Jadi, mereka mau beli Biznet tapi daya beli belum cukup tapi kami kasih bandwidth yang sama harga tapi harganya dimurahin, supaya mereka tetap dapat kualitas yang sama,” pungkasnya.

(agt/fay)

Membagikan
Exit mobile version