Senin, Oktober 14


Jakarta

Pebalap alumni Astra Honda Racing School, Mario Suryo Aji, tengah unjuk gigi dan berkompetisi di ajang Moto2. Artinya, kesempatan pebalap asal Indonesia untuk pentas di ajang MotoGP sudah di depan mata.

Mario merasa optimistis akan dirinya, meski saat ini masih harus banyak menyesuaikan diri dengan tunggangannya yang baru.

Emanuele Ventura Chief Crew Mario Suryo Aji di Moto2 Idemitsu Honda Team Asia Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikcom

Emanuele Ventura selaku Chief Crew atau Kepala Kru Mario Suryo Aji di tim Moto2 Idemitsu Honda Team Asia juga membenarkan hal ini. Menurutnya Mario punya potensi di Moto2, meski harus banyak belajar dan memperbaiki gaya berkendaranya.


Menariknya, saat ditanya oleh detikOto tentang kesulitan pebalap Indonesia untuk tampil di kejuaraan balap dunia, Emanuele mengklaim bahasa bukan jadi tantangan, melainkan mental saat berada jauh dari rumah.

“Tidak. Bagi saya tidak (merasa kesulitan untuk komunikasi dengan pebalap Indonesia),” jawab Emanuele saat ditanya detikOto mengenai apakah bahasa menjadi tantangan pebalap Indonesia di ajang balap motor dunia.

“Itu memang penting (memahami bahasa), tapi di dunia balap ini kita tidak membutuhkan bahasa yang sempurna. Kami hanya perlu, seperti yang kalian tahu, kami umumnya bekerja dengan hanya menggunakan kata-kata yang penting (terkait teknis) dan tidak butuh sesuatu yang lebih baik daripada itu,” lanjutnya.

Lantas ia menyebutkan, menjadi pebalap yang berasal dari Asia dan berlaga di pentas dunia kesulitannya adalah berada jauh dari rumah. Gejala ‘homesick’ atau rindu akan kampung halaman, kerap kali menghantui para pebalap Asia yang merantau untuk ikut tur MotoGP.

“Dan sejujurnya menjadi pebalap dari Asia itu lebih rumit ketimbang pebalap dari Eropa, karena dalam hal ini pebalap dari Asia harus tinggal jauh dari rumah untuk waktu yang sangat lama dan ini menjadi hal yang dianggap buruk bagi pebalap muda,” ujar Emanuele.

“Dan juga untuk berlatih di negara lain, sendirian, ini adalah hal yang cukup rumit bagi mental pebalap,” lanjutnya.

Emanuele bersama para kru Honda Team Asia memiliki visi untuk mencetak pebalap Asia yang berkualitas serta kompetitif untuk tampil di MotoGP.

Hal tersebut yang membuat mereka punya harus saling membantu dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi para pebalap. Dalam hal ini, termasuk homesick.

“Bagaimanapun kami mencoba menyeimbangkan dan mencoba berkontribusi akan hal itu (menolong mereka),” tutup Emanuele.

(mhg/rgr)

Membagikan
Exit mobile version