Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Penjual bunga di Kota Surabaya yang tergabung dalam Klaster Bunga Bratang menceritakan kisahnya bertahan selama 35 tahun hingga mampu meningkatkan perekonomian keluarga. Salah satunya berkat bantuan BRI dari sisi fasilitas hingga pemberdayaan.

Ketua Klaster Bunga Bratang Agus Subali mengungkapkan mulanya lapak yang dijadikan para pedagang bunga untuk mencari penghasilan adalah lokasi pembuangan sampah sementara dari masyarakat sekitar. Hal ini pun membuat para pedagang sepi pembeli karena aroma tak sedap sampah mengganggu pengunjung.

“Kemudian ada beberapa orang sesepuh kami yang membuka lahan sebagai lapak (menjual tanaman). Lama kelamaan muncul komunitas penjual bunga,” ungkap Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/7/2024).


Dimulai dari kepentingan yang sama untuk memiliki tempat berjualan yang nyaman sekaligus memperbaiki perekonomian, Klaster Bunga Bratang pun mulai terbentuk. Agus mengatakan anggota Klaster Bunga Bratang berinisiatif agar lokasi berjualan para pedagang bisa semakin dikenal masyarakat luas dan ramai pembeli.

Adapun potensi ini mulai dilirik BRI sekitar empat tahun lalu dengan memberikan bantuan kepada para pedagang. Kini, lapak milik 70 pedagang di Klaster Bunga Bratang pun telah berubah signifikan.

“Di sini kami sudah 35 tahun menjadi pedagang bunga. Dulu belum tertata rapi seperti ini, baru beberapa tahun belakangan lokasinya jadi seperti ini. Kami juga sangat terbantu sekali dengan adanya bantuan dari BRI,” tuturnya.

Agus mengaku sejak ada pengembangan dan penataan, lokasi Klaster Bunga Bratang jauh lebih baik dan nyaman. Para anggota Klaster Bunga Bratang pun tak sungkan saling berbagi informasi edukatif mengenai dunia hortikultura. Pertukaran informasi ini biasanya dilakukan di gazebo yang menjadi salah satu fasilitas dari BRI untuk Klaster Bunga Bratang.

“Kami di sini biasa ngobrol-ngobrol dan rapat di gazebo. Jadi kalau ada pedagang senior bisa saling memberikan masukan kepada teman yang baru. Selain bantuan fasilitas gazebo, kami juga dibantu akses modal dan itu yang penting. Kami dapat KUR dari BRI dengan pembayaran bunga yang sangat murah sekali. Besar pinjaman bervariasi tergantung dari masing-masing pedagang,” bebernya.

Agus mengatakan beragam bantuan dari BRI membuat perekonomian para pedagang ikut terbantu. Kini mereka tak hanya bisa mencukupi kebutuhan pokok keluarga, tapi juga bisa mendorong anak-anak mendapat pendidikan yang layak.

“Kalau dulu orang-orang pedagang bunga di sini tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi, alhamdulillah dengan adanya usaha ini, kami bisa memberikan pendidikan sekolah kepada anak-anak hingga kuliah. Selain itu, teman-teman pedagang juga bisa membeli rumah tinggal, jadi istilahnya ekonomi semakin membaik,” ujarnya.

Selain menguntungkan Klaster Bunga Bratang, kata Agus, pembinaan dan pemberdayaan dari BRI juga memberikan kenyamanan kepada para pembeli tanaman hias.

“Soalnya ada pembayaran non-tunai yang mempermudah, jadi customer tidak perlu sedia uang tunai. Sekarang sudah ada QRIS, jadi bisa langsung transaksi antara pedagang dan customer, jadi sama-sama memudahkan,” ucapnya.

Agus berharap Klaster Bunga Bratang bisa terus mendapat dukungan dan pendampingan dari BRI agar dapat terus mengembangkan usahanya. Ia juga berharap kolaborasi ini dapat terjalin dalam jangka panjang demi membantu penjualan bunga laris manis.

“Dengan kemajuan zaman ini kita diberikan kemudahan dalam penjualan ataupun dibantu branding supaya tidak ketinggalan zaman,” tuturnya

Pada kesempatan berbeda, Direktur Mikro BRI Supari mengungkapkan BRI berkomitmen terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM lewat program Klasterkuhidupku. Dengan begitu, UMKM bisa tumbuh dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya dengan memberikan modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang,” pungkas Supari.

(prf/ega)

Membagikan
Exit mobile version