Senin, November 18


Jakarta

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Dinas Pendidikan Provinsi resmi meluncurkan kurikulum mangrove tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pertama kali digelar di Provinsi Sumatera Utara.

Peluncuran ini menjadi langkah untuk menciptakan generasi muda yang cinta lingkungan sehingga mampu melakukan pengelolaan lingkungan hidup secara ramah lingkungan, lestari dan berkelanjutan.

“Dalam rangka memulihkan ekosistem mangrove dari kerusakan, BRGM RI diberikan tugas untuk rehabilitasi mangrove. Selain melakukan penanaman melalui 3M, yakni Memulihkan, Meningkatkan, dan Mempertahankan juga ada aspek edukasi penyusunan modul bersama Dinas Pendidikan, agar para siswa dapat mempelajari untuk membangun karakter cinta lingkungan,” ucap Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/11/2024).


Suwignya menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan pengarusutamaan pendidikan lingkungan hidup tematik mangrove ini memiliki beberapa tahapan, yakni Penguatan kesepahaman bersama, Integrasi pembelajaran mangrove pada kurikulum merdeka, penyusunan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tematik Mangrove, Finalisasi dan Simulasi penerapan Modul P5 ,Pelatihan guru dan launching modul, serta implementasi P5 tematik mangrove di Provinsi Sumatera Utara.

Sementara itu Asisten Administrasi Umum Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Lies Handayani Siregar mengapresiasi kegiatan peluncuran ini. Menurutnya, pelestarian lingkungan harus dilakukan secara bersama. Ia berharap adanya kurikulum mangrove dapat mendorong generasi muda terlibat aktif dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove.

Lies mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi acara ini, karena pelaksanaan rehabilitasi mangrove ini tidak bisa dijalankan sendiri oleh satu lembaga. Melalui launching ini, harapannya pelestarian mangrove di Sumatera Utara bisa berjalan lancar, dan generasi muda bisa terlibat langsung didalamnya,” ucap Lies.

Foto: BRGM

Di sisi lain, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Roedy Fahrizal. Roedy mengatakan saat ini dari Dinas Pendidikan sedang mempersiapkan para guru sebelum nantinya melakukan pengajaran kepada para siswa.

“Kami sedang mempersiapkan pembelajaran, dan kesiapan para guru, harapannya bisa kita integrasikan pada kurikulum yang akan datang. Sehingga harapannya tidak hanya pengaturan sepintas tapi anak – anak terlibat dalam rehabilitasi mangrove ini,” ujar Roedy.

Sebagai informasi, peluncuran modul ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka, dengan tema “Hidup Bijak Bersama Mangrove.”

Modul ini dirancang untuk membantu guru menyampaikan materi tentang pelestarian mangrove, dari pemahaman dasar mengenai ekosistem hingga langkah-langkah konkret yang dapat diambil siswa untuk menumbuhkan karakter cinta lingkungan dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

Foto: BRGM

Sebelumnya, para guru di Provinsi Sumatera Utara juga diberikan pembekalan materi dan pemahaman dalam kegiatan pelatihan edukasi lingkungan hidup tematik mangrove. Mereka juga terjun langsung ke lapangan di Batubara Mangrove Park di Kabupaten Batubaru, Provinsi Sumatera Utara untuk Mengenal Ekosistem Mangrove serta pengelolaannya.

Selain mempelajari biofisik ekosistem mangrove, para guru juga diajak untuk mendalami serta memberikan solusi terkait sosial, dan ekonomi masyarakat setempat. Dengan dukungan dari para guru, para siswa tentunya akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk memahami dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya mangrove.

Simak juga video: Menelusuri Desa Mayangan Subang yang Mulai ‘Ditelan’ Laut Jawa

[Gambas:Video 20detik]

(akn/ega)

Membagikan
Exit mobile version