Rabu, September 25


Manggarai Barat

Pariwisata Labuan Bajo siap merilis buku putih kepariwisataan Labuan Bajo. Isinya adalah hasil evaluasi pembangunan yang telah dilakukan selama 4 tahun.

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama praktisi pariwisata dan stakeholder terkait menyiapkan Buku Putih atau Policy Brief Kepariwisataan Labuan Bajo Flores. Buku Putih Kepariwisataan Labuan Bajo Flores ini merupakan dokumen yang disusun untuk memberikan solusi dan strategi.

Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengatakan Bukit putih itu berisi informasi dan rekomendasi mengenai isu-isu tertentu. Penyusunan Buku Putih ini hasil evaluasi dan isu pembangunan yang telah dilakukan selama empat tahun terakhir di Labuan Bajo.


“Penyusunan Buku Putih ini merupakan salah satu langkah konkret yang diambil BPOLBF guna memastikan pengembangan Labuan Bajo Flores dilakukan untuk pengembangan yang lebih holistik dan berkelanjutan,” kata Frans, Selasa (24/9/3024).

Terdapat setidaknya 10 isu strategis yang menjadi poin penting dalam Buku Putih itu. Yakni konservasi dan keberlanjutan, landscape/tata ruang, marine/kelautan, sosial-budaya, safety-security, SDM dan kelembagaan,sampah, rantai pasok, infrastruktur, dan tata kelola.

Frans mengatakan meski pariwisata memberikan banyak manfaat, tetapi Labuan Bajo tetap menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang menggabungkan pelestarian lingkungan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Buku Putih ini diharapkan dapat memberikan panduan yang mendalam dan terperinci untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif parekraf di Labuan Bajo Flores.

“Pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi kunci agar daerah ini tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang tanpa merusak keindahan dan kekayaan alam, serta eksistensi budayanya. Buku,” ujar Frans.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Manggarai Barat Crispin Mesima mengatakan Buku Putih itu bukan sekadar dokumen perencanaan, tetapi juga pedoman strategis yang akan memandu pengembangan pariwisata di Labuan Bajo Flores secara berkelanjutan.

Buku Putih itu, kata dia, merupakan hasil dari proses penyusunan yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemangku kepentingan, komunitas lokal, hingga para narasumber yang ahli di bidangnya.

“Melalui Buku Putih ini kami merumuskan berbagai strategi dan solusi yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata, memelihara keindahan alam dan budaya lokal, serta memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat setempat,” kata Crispin.

Draft Buku Putih yang telah dibuat Tim BPOLBF tersebut disusun sesuai dengan temuan di lapangan dan masukan dari peserta FGD penyusunan Buku Putih yang digelar pada 23 Agustus 2024 lalu.

Pada FGD tersebut hadir Kepala Bandara Internasional Komodo, Disparekrafbud Manggarai Barat, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), KSOP Labuan Bajo, Basarnas, BMKG, TNI AL, DPMPTSP, Gahawisri, dan World Wide Fund for Nature (WWF).

Finalisasi penyusunan Buku Putih itu telah dilaksanakan pada 18 September lalu. Buku Putih itu rencananya diluncurkan pada 27 September 2024 saat peringatan Hari Pariwisata Sedunia.

***

Baca berita selengkapnya di sini.

(bnl/bnl)

Membagikan
Exit mobile version