Selasa, Juli 2


Jakarta

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai partai politik yang mendekati Presiden Joko Widodo menjelang Pilkada ialah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal ini merespons Waketum Partai NasDem Ahmad Ali yang tak mendengar Presiden Joko Widodo menyodorkan nama ketum PSI Kaesang Pangarep ke partai-partai dan menilai lebih banyak partai yang mendekati Jokowi.

“Partai-partai yang meminta arahan Jokowi itu adalah partai yang tergabung dalam KIM, spesifiknya yang mendukung Prabowo-Gibran. Di luar itu saya kira partai partai seperti PDI Perjuangan, PKS, NasDem, PKB, mereka punya preferensi dan pilihan politik masing-masing,” kata Adi kepada wartawan, Sabtu (29/6/2024).

Adi menyebut hal ini bisa dilihat dari dinamika politik menjelang Pilgub Jakarta mendatang, di mana PDI-P yang merupakan parpol di luar KIM melirik Anies Baswedan ketimbang Kaesang untuk Pilgub mendatang. Begitu juga dengan PKS yang resmi mengusung Anies berpasangan dengan kadernya, Sohibul Iman.


“PDI-P kecenderungannya ingin memajukan kader sendiri, sangat kelihatan PDI-P sangat haram mengusung anak Jokowi, mereka mau mengusung Anies, bukan Kaesang, PKS dukung Anies dan Sohibul. NasDem menyebut Wibi dan Sahroni,” ujarnya.

“Tak ada satupun nama Kaesang yang kemudian disebut oleh partai non-KIM. jadi pernyataan Mad Ali ada benarnya dan ada kurang benarnya. Benarnya ya tentu partai KIM yang minta arahan Jokowi, di luar KIM tentunya mereka punya preferensi politik yang berbeda,” sambungnya.

Adi memandang Jokowi effect bisa saja berpengaruh terhadap pencarian kandidat calon kepala daerah mendatang. Namun, ia memandang bagi partai KIM, Jokowi effect bukanlah segala-galanya.

“Jadi bisa dibagi dua hal, dalam pencalonan faktor Jokowi masih determinan, tapi kalau soal calon yang diusung KIM itu banyak faktor calon dan pengaruh Prabowo Subianto. Artinya faktor Jokowi begitu penting, tapi bukan segala-galanya,” ucapnya.

Adi berpandangan, jika nasihat Jokowi di atas segalanya, maka sejak awal partai yang tergabung dalam KIM pasti mendorong Kaesang Pangarep sebagai Cagub Jakarta. Namun kenyataannya, ada nama-nama lain yang masuk ke dalam radar.

“Kalau memang faktor Jokowi menjadi sangat penting dan segala-galanya, mestinya yang dimajukan di Pilgub Jakarta adalah Kaesang, bukan RK. Artinya petuah politik Jokowi masih cukup kuat, mestinya Kaesang yang diusung mengingat ia adalah Ketum PSI yang juga punya peluang untuk maju,” ujarnya.

“Tapi nyatakan nama Kaesang hanya diproyeksikan sebagai cawagub, bukan cagub,” sambungnya.

Sebelumnya, Ahmad Ali mengaku tak mendengar Presiden Jokowi menyodorkan nama Kaesang Pangarep ke partai-partai. Mad Ali menilai justru lebih banyak partai yang mendekati Jokowi.

“Yang ada biasanya partai mendekat ke Pak Jokowi, bukan Pak Jokowi mendekat ke partai,” kata Mad Ali di DPP PAN, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6/2024).

“Tapi sejauh ini saya belum mendengarkan itu, saya kebetulan juga mendapat dukungan dari PSI dan saya sempat berdialog dengan Mas Kaesang ya belum ada tanda ke situ,” sambungnya.

Meski demikian, Mad Ali menyampaikan Kaesang telah memenuhi syarat untuk maju di Pilgub Jakarta. Mad Ali mengatakan Kaesang merupakan Warga Negara Indonesia yang berhak mencalonkan diri.

“Kaesang memenuhi syarat karena dia Warga Negara Indonesia, dan UU telah mengamandemen dan dia memenuhi syarat, kecuali menjadi masalah kalau dia warga negara China,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mad Ali mengatakan Kaesang sebagai ketua umum partai memiliki hak konstitusi untuk memutuskan calon yang akan diusung di Pilgub. Mad Ali menegaskan pasangan calon Pilkada diusung oleh parpol, bukan Jokowi.

“Jadi jangan kita menafsirkan setiap karena dia anaknya presiden terus kemudian kita selalu justifikasi ke Jokowi nya,” ujarnya.

“Yang mengusung itu bukan Jokowi tapi parpol, sekuat apapun Pak Jokowi melakukan ‘cawe-cawe’ seperti itu kalau kemudian parpol memiliki prinsip dan ideologi ya kenapa harus tergantung dengan itu,” imbuh dia.’

Simak juga ‘Saat PKS Pede Lawan Jokowi Effect di Pilgub Jakarta: Kita Sangat Kuat di Situ’:

[Gambas:Video 20detik]

(taa/dhn)

Membagikan
Exit mobile version