Jumat, Juli 5

Jakarta

CEO Microsoft AI Mustafa Suleyman membuat pernyataan kontroversial yang menuai kritik dari berbagai kalangan terutama pembuat konten. Dia mengatakan bahwa internet pada dasarnya berfungsi sebagai ‘perangkat lunak gratis’ untuk melatih model AI.

Dalam sesi wawancara di NBC News, pembawa acara menyuarakan kekhawatirannya terkait pelatihan AI menggunakan konten online dan menyebutkan bahwa OpenAI menggunakan rekaman video YouTube untuk melatih modelnya. Lalu Mustafa ditanya siapa yang seharusnya memiliki kekayaan intelektual (HKI) dalam situasi seperti itu dan bagaimana kesepakatan komersial di sekitarnya harus disusun.

“Sehubungan dengan konten yang sudah ada di web terbuka, kontrak sosial dari konten itu sejak tahun 90-an adalah bahwa itu adalah penggunaan wajar. Siapa pun dapat menyalinnya, membuat ulang dengan itu, mereproduksi dengan itu. Itu sudah menjadi freeware (perangkat lunak gratis), jika Anda suka. Itu sudah menjadi pemahamannya,” jawabnya.


Komentar Mustafa menunjukkan bahwa pengembang AI bebas menggunakan sejumlah besar data yang tersedia secara daring untuk melatih model mereka. Pandangan ini tampaknya mengabaikan masalah hukum dan etika yang rumit seputar kepemilikan dan hak untuk menggunakan konten.

Penggunaan wajar memungkinkan penggunaan terbatas materi berhak cipta untuk tujuan seperti pengajaran atau penelitian. Namun, penggunaan konten dalam jumlah besar untuk mengembangkan model AI jauh melampaui batas-batas tersebut, terutama ketika ada motif komersial yang jelas yang terlibat.

Seniman Denman Rooke, menekankan perbedaan antara melihat atau mengunduh karya seni secara daring dan menggunakannya secara komersial tanpa izin, menekankan bahwa hal itu merupakan pencurian.

Untuk diketahui salah satu kontroversi terbesar mengenai chatbot AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot adalah bahwa perusahaan AI generatif mungkin mengikis data yang dilindungi hak cipta dan menggunakannya untuk melatih model AI mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa organisasi dan publikasi seperti Forbes, New York Times, dan Asosiasi Industri Rekaman Amerika telah mengajukan tuntutan hukum terhadap pihak-pihak seperti Microsoft, OpenAI, Perplexity, Udio, dan lainnya, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan ini telah menggunakan konten mereka untuk melatih model AI mereka tanpa izin, demikian dilansir dari Indianexpress, Senin (1/7/2024).

Banyak pengguna X (sebelumnya Twitter) mengunggah ulang video tersebut untuk mengungkapkan pendapat mereka mengenai pendapatnya. Tokoh-tokoh terkenal di industri teknologi, seperti Tom Warren, mempertanyakan standar ganda Microsoft, menanyakan apakah perusahaan merasa nyaman dengan sistem operasi Windows mereka dianggap sebagai perangkat lunak gratis.

(afr/fay)

Membagikan
Exit mobile version