Sabtu, Februari 15


Jakarta

Pabrikan otomotif Amerika Serikat mengambil ancang-ancang terhadap kebijakan Presiden Donald Trump terkait kenaikan tarif impor baja dan aluminum dari negara tetangga, sebesar 25 persen.

General Motors, pabrikan mobil yang beroperasi di Meksiko sudah melakukan penyesuaian distribusi material impor lebih cepat.

“Kami memiliki rencana dan kami terus bekerja secara proaktif dengan administrasi dan dengan Kongres tentang apa yang kami pikir adalah hal yang benar untuk dilakukan,” kata CFO GM Paul Jacobson dikutip dari Automotive News.


Kemudian Autoliv, pemasok suku cadang otomotif global, mengatakan akan meneruskan kenaikan biaya akibat meningkatnya tarif ini ke produsen mobil. Imbasnya menyebabkan harga mobil naik bagi konsumen.

CEO Ford Motor Jim Farley menyebut tarif yang diusulkan Donald Trump bakal menambah banyak biaya dan kekacaiuan. Meski di sisi lain, Farley yakin tujuan Trump akan memperkuat industrik kendaraan Amerika.

“Presiden Trump telah banyak bicara tentang membuat industri otomotif AS lebih kuat, membawa lebih banyak produksi di sini.”

“Jika pemerintahan ini dapat mencapai itu, ini akan menjadi salah satu pencapaian paling spesial. Sejauh ini, apa yang kita lihat adalah banyak biaya dan banyak kekacauan,” kata Farley.

Ford sedang mempertimbangkan area yang dapat membangun inventaris.

Dikutip dari Reuters, kenaikan tarif terhadap semua aluminium dan baja akan membuat perusahaan tanpa opsi untuk mengalihkan impor dari negara-negara dengan pengenaan tarif yang lebih rendah.

Tujuan Trump adalah untuk meningkatkan produksi aluminium dan baja AS, industri yang pernah didominasi oleh negara tersebut. Permintaan AS untuk aluminium pada tahun 2024 adalah 4,3 juta metrik ton, dan mengimpor 3,7 juta metrik ton, menurut data federal.

Minggu lalu, Donald Trump telah setuju untuk menunda pengenaan tarif 25% di Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Namun tarif 10% impor dari China sudah berlaku.

(riar/dry)

Membagikan
Exit mobile version