Minggu, Oktober 27

Jakarta

Apple mungkin adalah perusahaan teknologi yang paling terlambat soal penerapan kecerdasan buatan (AI) di perangkat-perangkatnya. Bahkan jajaran iPhone 16 yang menjadikan AI sebagai nilai jual utamanya, pun, sampai sekarang (lebih dari sebulan setelah dirilis) belum dilengkapi fitur Apple Intelligence.

Mungkin salah satu penyebabnya adalah ruwetnya mereka dalam menentukan fitur AI apa yang akan mereka benamkan di perangkatnya. Hal ini terungkap dalam pernyataan bos software Apple Craig Federighi dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal.

Dalam wawancara tersebut, Federighi menyebut Apple mau menghadirkan fitur AI untuk software pengolah foto, namun tetap mempertahankan keaslian foto, bukan menghadirkan fantasi dalam foto yang dihasilkan dari software tersebut.


“Produk kami, ponsel kami, sangat sering dipakai. Ini penting untuk kami bahwa kami memberikan informasi yang akurat, bukan fantasi,” jelas Federighi.

Maksud dari Federighi adalah fitur “Clean Up” yang dihadirkan di iOS 18.1 (saat ini belum tersedia untuk publik). Fitur ini bisa menghapus objek dan orang dari sebuah gambar. Menurut Federighi, fitur ini sangat minimalis dibanding fitur AI sejenis yang ditawarkan perusahaan seperti Google dan Samsung, yang bisa menghasilkan gambar murni buatan AI.

Bahkan menurutnya, fitur Clean Up yang sangat terbatas itu pun sudah memicu perdebatan alot secara internal, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (24/10/2024).

“Apakah kami mau menggampangkan proses untuk menghapus botol air, atau mikrofon itu? Ini karena botol air itu ada di situ saat kamu mengambil foto,” kata Federighi, setelah Joanna Stern, wartawan yang mewawancarainya, menjajal fitur Clean Up dengan melakukan selfie bersama Federighi dan menghapus gambar mikrofon serta botol air di meja.

“Orang-orang yang menginginkan fitur untuk membersihkan detail kecil namun tidak mengubah apa yang terjadi (dalam foto) sangat tinggi, dan kami mau mewujudkan langkah kecil itu,” jelasnya.

Federighi menyebut Apple khawatir dengan dampak AI ke pandangan orang terhadap sebuah konten fotografi, yaitu apakah mereka bisa mempercayai foto sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.

Pasalnya fitur seperti Reimagine bikinan Google membuat pengguna bisa dengan mudah menambahkan gambar tertentu ke dalam gambar, misalnya singa, bom, dan lain sebagainya dengan perintah sederhana berbentuk teks.

Untuk itulah, Apple Intelligence sampai saat ini (di versi beta) tidak membolehkan pengguna untuk membuat gambar yang dimanipulasi menggunakan AI. Foto yang diolah menggunakan fitur Clean Up pun ditandai “Modified with Clean Up” di aplikasi Photos, serta metadata yang sudah dibubuhi tanda kalau foto ini merupakan hasil editan.

(asj/asj)

Membagikan
Exit mobile version