Sabtu, September 21


Jakarta

BMW Group menjadi produsen mobil mewah yang terlaris pada 2023, dengan mampu terjual hingga 5.063 unit di Indonesia. Trend positif tersebut masih dirasakan BMW Group hingga Agustus 2024.

Seperti yang disampaikan Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania, BMW Group bersyukur dipercaya oleh konsumen premium di Indonesia.

“Sampai Agustus 2024 hampir 2.500 unit, agak turun dikit? Kalau secara keseluruhan sih kita tidak turun, karena hanya 1 persen sekian. Hal ini lebih mengarah belum kirimkan saja unitnya ke pelanggan, atau jumlahnya tidak ada perbedaan signifikan, jadi bisa kita katakan jumlahnya sama (periode Agustus 2023 dengan Agustus 2024). Jadi memang secara penjualan tidak ada penurunan dibandingkan tahun lalu,” ucap wanita yang kerap disapa Jodie.


“Market share BMW sampai Agustus? Untuk mobil listrik sekitar 59 persen, dan untuk BMW sekitar 38 persen, itu hanya BMW saja. Ditambah penjualan MINI, mungkin cukup signifikan. Karena penjualannya naik,” Jodie menambahkan.

Jodie juga menyampaikan, gunjang-ganjing perekonomian Indonesia saat ini tidak berpengaruh untuk masyarakat kelas atas atau segmen premium. Meski saat ini banyak konsumen premium masih wait and see untuk memutuskan pembelian kendaraan premium.

The New BMW i5 Touring Electric Meluncur di Indonesia Foto: Grandyos Zafna

“Apakah konsumen premium terdampak situasi ekonomi sekarang? Ditambah dengan dinamika Pilkada? Kalau kita belum melihat itu, dan bahkan kalau kita lihat dari segi segmen otomotif, kita masih nomor satu baik dari keseluruhan kendaraan premium atau kendaraan listrik premium. Dilihat dari penjualnnya hampir sama (tahun 2024 dengan 2023), perbedaaannya sangat sedikit sekali. Dan bisa kita lihat tahun lalu moment nya. mungkin kalau saat ini, mungkin karena penjualan kemarin di GIIAS masih dalam bentuk SPK belum dikirimkan ke konsumen jadi masih banyak menunggu,” kata Jodie.

“Tahun ini mungkin ke arah Wait and See, karena sebenarnya kita bicara bukan hanya pelanggan BMW saja, tapi pelaku bisnis secara keseluruhan mereka akan Wait and See, apakah kondusif? Apakah ke depannya baik? Jadi ke arah Wait and See, jadi ini tidak berdampak pada brand premium,” tutup Jodie.

(lth/din)

Membagikan
Exit mobile version