Senin, Oktober 7

Jakarta

Digital Native Business (DNB) di Asia disebut punya pertimbangan baru dalam mengadopsi cloud, yaitu keamanan.

Temuan ini dipublikasikan Akamai dalam studi terbarunya yang berjudul Asia’s Digital Native Businesses Prioritize Security for Sustainable Growth. Dalam studi tersebut dijelaskan bahwa DNB di Asia menghadapi tantangan keamanan dan kompleksitas teknologi, dalam mempercepat adopsi cloud yang berisiko terhadap pertumbuhan bisnis.

DNB didefinisikan sebagai perusahaan yang melakukan adopsi teknologi secara agresif. Perusahaan-perusahaan ini bergerak sangat cepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan untuk bekerja, beraktivitas, dan bermain secara online.


Berdasarkan studi Akamai, 9 dari 10 DNB memprioritaskan efisiensi dan produktivitas dalam 12 bulan ke depan, serta melakukan investasi dalam berbagai teknologi, misalnya komputasi cloud atau layanan mikro dengan dukungan antarmuka pemrograman aplikasi (API).

Menurut IDC, pada tahun 2026 DNB akan menggelontorkan dana teknologi dengan besaran hingga $128,9 miliar, dengan tingkat kenaikan pengeluaran tertinggi untuk teknologi berbasis cloud sebesar 37,3%.

“Teknologi canggih merupakan DNA bagi Digital Native Business. Hal ini memang membuka peluang, tapi juga tantangan. Percepatan adopsi teknologi adalah peluang yang menjanjikan untuk DNB. Namun, dunia TI yang semakin rumit turut meningkatkan risiko ancaman siber terhadap penerapan cloud dan kinerja bisnis potensial,” kata Jay Jenkins, CTO Akamai Cloud Computing, dalam keterangan yang diterima detikINET.

“Agar DNB yang ‘terlahir di cloud’ dapat mengoptimalkan potensinya, mereka harus mencari cara untuk memaksimalkan kinerja cloud dan menerapkan pendekatan multi-cloud untuk terhindar dari vendor lock-in, meningkatkan fleksibilitas, sekaligus memaksimalkan penggunaan dan biaya layanan cloud,” tambahnya.

Responden di Australia dan Selandia Baru mengubah perspektif mereka tentang teknologi cloud dari komponen disruptif menjadi komponen bisnis yang krusial, di mana 97% responden sedang mengadopsi atau mengeksplorasi adopsi cloud.

Sementara itu, DNB di India berfokus pada pengembangan dan inovasi, dengan integrasi AI tertinggi dalam infrastruktur cloud sebesar 98%. Hampir semua DNB di India sudah menerapkan solusi cloud atau sedang mendalami adopsi cloud.

Seiring perubahan, DNB di India menargetkan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keamanan, pengoptimalan biaya, dan evaluasi vendor yang menyeluruh. Dengan sejarah inovasi teknologi yang begitu panjang, DNB di India lebih memprioritaskan kinerja vendor ketimbang wilayah sekitarnya, sehingga menduduki peringkat kedua di Asia.

Meski umumnya “terlahir di cloud”, DNB selalu kesulitan dalam menjaga keamanan aktivitas online karena mereka kesulitan memaksimalkan potensi teknologi cloud, data, dan AI yang kian berkembang.

DNB juga menggunakan sangat banyak API dan infrastruktur berbasis cloud sehingga menjadi target utama bagi serangan siber serta berisiko tinggi menjadi korban phishing, penyusupan akun, dan ransomware jika dibandingkan dengan perusahaan konvensional.

Berdasarkan riset Akamai, DNB memprioritaskan keamanan API untuk mengatasi masalah keamanan cloud, di mana 9 dari 10 responden menganggap keamanan API sebagai fitur produk yang krusial atau penting ketika mengevaluasi penyedia cloud atau layanan keamanan tertentu.

87% DNB menyatakan bahwa fitur keamanan lebih penting ketimbang kinerja, reputasi, skalabilitas, dan biaya dalam pemilihan penyedia cloud. Demi menghindari ancaman siber yang kian marak, DNB memerlukan dukungan dari mitra teknologi untuk mengetahui potensi kelemahan rantai yang dapat dieksploitasi oleh pelaku serangan siber.

Sektor yang paling berisiko di antaranya: gaming, teknologi canggih, media video, dan e-commerce. Demi mempercepat inovasi dan pemasaran, DNB mungkin meluncurkan aplikasi atau proses yang menggunakan API sebelum tim keamanan dapat melakukan evaluasi sebagaimana mestinya, sehingga DNB jadi lebih berisiko terpapar ancaman siber.

“API merupakan jaringan penghubung dalam infrastruktur cloud-native modern. Untuk pengoperasian yang tangkas, fleksibel, dan aman, DNB wajib memiliki kerangka kerja keamanan modern. Mereka juga harus menerapkan langkah keamanan API tingkat lanjut, melakukan audit keamanan API secara berkala, dan mampu melihat aktivitas API dengan mudah,” tutup Jenkins.

(asj/asj)

Membagikan
Exit mobile version