Jumat, September 27


Jakarta

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengubah penggunaan bahan bakar fosil dengan bioetanol. Terlebih Bioetanol yang dihasilkan dari sumber daya biomassa seperti molases tebu, sorgum, jagung, ataupun singkong menawarkan potensi besar untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan rencana pemerintah untuk mengurangi emisi.

Peneliti ITB Prof. Dr. Ronny Purwadi, mengatakan salah satu argumen utama yang mendukung pengembangan bioetanol adalah peningkatan ketahanan energi nasional.

“Indonesia termasuk negara dengan tingkat konsumsi energi yang tinggi dan masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil yang sebagian besar diimpor. Ketergantungan ini menempatkan Indonesia pada posisi rentan terhadap fluktuasi harga minyak dunia, sehingga dapat berdampak negatif pada perekonomian nasional,” kata Ronny.


“Dengan mengembangkan bioetanol sebagai alternatif bahan bakar, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor minyak, meningkatkan kemandirian energi, dan melindungi ekonomi dari guncangan eksternal,” Ronny menambahkan.

Ronny juga menyampaikan dalam upaya mendorong penggunaan bioetanol sebagai bagian dari solusi energi nasional, Kementerian ESDM telah menyusun roadmap untuk pengembangan bioetanol di sektor transportasi. Langkah ini menjadi sangat penting mengingat potensi besar bioetanol dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia.

Kolaborasi Pertamina–Toyota, Uji Coba Bioethanol 100% di GIIAS 2024 Foto: Pertamina

“Inisiatif penggunaan campuran bioetanol E5 sudah mulai diimplementasikan dalam skala terbatas, dan upaya ini patut dihargai sebagai permulaan yang baik. Namun, implementasi E5 skala nasional diharapkan bisa segera diwujudkan,” ujar Ronny.

“Kita wajib mendukung target pemerintah berikutnya untuk jangka menengah dan jangka panjang dalam meningkatkan campuran bioetanol menjadi E10 pada tahun 2029 hingga E20 pada tahun 2035. Dengan roadmap yang jelas dan dukungan regulasi yang kuat, pengembangan ekosistem bioetanol di Indonesia bisa berjalan dengan baik. Implementasi bioetanol dapat mendukung pengurangan ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil, sekaligus memberikan dampak positif pada perekonomian dan lingkungan hidup,” tutup Ronny.

(lth/rgr)

Membagikan
Exit mobile version