Minggu, Februari 2


Sumenep

Watt Peter John (63) dan Delves Catherine Winifred (61), pasutri Australia, berencana naik yacht dari Bali ke Karimunjawa. Mereka malah terdampar di Sumenep.

Pasutri itu terjebak cuaca buruk saat sedang melanjutkan perjalanan pesiar usai berkunjung ke Pulau Bali. Di tengah gelombang tinggi, mesin Yacht mereka mendadak bermasalah dan mati.

Karena sudah dekat dengan Gili Iyang, mereka menembakkan suar meminta pertolongan. Warga Desa Bancamara sudah berupaya menolong, tapi ombak tinggi membahayakan perahu mereka.


Kapal pesiar kecil itu pun kandas di perairan Bancamara yang dangkal saat laut mulai surut. Pasutri lansia itu nekat turun dari Yacht dan berenang dengan pelampung.

Menjelang Magrib, mereka disambut warga desa yang telah mengetahui keberadaan mereka sejak siang. Tapi tidak satu pun warga yang bisa berbicara dan mengerti Bahasa Inggris.

“Saat sudah menjelang Magrib warga ramai ada yang menghubungi saya katanya bulenya turun berenang tetapi warga tidak ngerti bahasanya, akhirnya saya ke situ,” kata Hariyanto, Jumat (31/1/3025).

Hariyanto adalah warga asli desa Bancamara yang pernah merantau di Bali dan sudah terbiasa berbincang dengan bule di Pulau Dewata. Dia pun berbicara dengan pasutri itu.

Pasutri itu membenarkan mereka melepas suar untuk meminta pertolongan. Hariyanto pun mengajak mereka ke rumahnya karena kondisinya kedinginan dan kecapaian.

Setelah sampai di rumahnya, bule itu diberi baju ganti, ditawari makan, dan disediakan tempat untuk beristirahat.

“Mereka saya tawari makan. Apakah mau makanan seperti ini, cuma nasi dan ikan? Ternyata mereka mau,” katanya.

Pasutri Australia Terdampar di Sumenep (Tangkapan layar)

Barulah setelah itu Peter dan Catherine bercerita. Mereka sedang perjalanan ke Karimun Jawa usai melancong di Bali. Namun di perairan barat utara Pulau Gili Iyang mereka terjebak cuaca ekstrem.

Bukan cuma itu, Yacht milik mereka mengalami masalah di mesin hingga mereka mencari pertolongan dengan cara menggunakan layar hingga terbawa angin ke Gili Iyang.

Saat posisi kapal Yacht itu sudah berada di tepi pantai Bancamara, posisinya miring karena kondisi air laut surut. Yacht itu pun tidak bisa mengapung sehingga harus menunggu air pasang agar bisa ditarik ke tengah.

“Posisi kapalnya sekarang miring di atas batu dan sulit ditarik ke laut lagi karena berat,” ujarnya. “Kalau mau ditarik butuh tenaga banyak dan harus nunggu air pasang biar bisa mengapung baru bisa diarahkan ke laut,” kata Hariyanto.

Sang suami, Peter sudah menghubungi mekanik yang ada di Banyuwangi. Mekaniknya berencana datang ke Gili Iyang untuk memperbaiki kapal atau menariknya ke Banyuwangi.

Tapi karena kondisi cuaca belum memuji sang mekanik harus menunggu cuaca membaik. Kapal pesiar kecil yang kandas di pantai itu pun kini menjadi tontonan warga setempat.

——-

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version