Selasa, April 22


Jakarta

Aiptu Abang hadir sebagai sosok polisi yang tak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga menyalakan semangat belajar anak-anak di Papua. Lewat program Gabus (Gerakan Baca Tulis), Ps Kanit Binmas Polsek Kawasan Bandara Sentani, Polres Jayapura, itu berupaya memastikan setiap anak di Papua memiliki kesempatan untuk belajar membaca dan menulis.

Aiptu Abang sebelumnya telah diberitakan dalam program Hoegeng Corner 2024. Kini Aiptu Abang diusulkan kembali sebagai kandidat dalam program Hoegeng Awards 2025.

detikcom juga menghubungi salah seorang guru di Papua bernama Agustina Felle yang turut bekerja sama dengan Aiptu Abang dalam mengajarkan baca dan tulis kepada anak-anak. Agustina menyebut Aiptu Abang memiliki kepedulian besar terhadap anak-anak yang putus sekolah maupun yang belum pernah mengenyam pendidikan.

“Di samping sebagai Bhabinkamtibmas, beliau juga aktif dalam dunia pendidikan, khususnya anak-anak yang putus sekolah, ini yang jadi prioritas utama untuk binaan Bapak di sini,” kata Agustina saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Agustina mengapresiasi program Gabus yang dijalankan Aiptu Abang di wilayahnya. Tidak hanya membimbing untuk belajar membaca dan menulis, Aiptu Abang juga disebut sering memberikan motivasi agar anak-anak tidak patah semangat dalam mengejar cita-cita.

“Aiptu Abang ini orangnya semangat kasih motivasi, mendorong anak-anak untuk mereka tetap harus maju, mereka tetap belajar, terus yang putus sekolah. Jangan kecewa, jangan berpikir bahwa kalian tidak punya masa depan, itu kata-kata motivasi yang selalu diberikan oleh beliau Aiptu Bang,” kata Agustina menirukan ucapan Aiptu Abang dalam memotivasi anak-anak.

Agustina mengatakan program Gabus ini juga terus berkembang dengan kini telah menjangkau sekitar 70 anak. Tempat belajar juga telah dipindah ke Rumah Gabus, yang dibangun berkat bantuan dari sejumlah pihak.

Aiptu Abang Ajarkan Anak-anak di Papua Baca Tulis Foto: Dok Ist

Cerita Aiptu Abang

Dalam program Hoegeng Corner 2024 lalu, Aiptu Abang menjelaskan awal mula program Gabus dijalankan di Jayapura. Program itu bermula saat adanya pergantian Kapolres Jayapura pada 2021.

“Beliau mengumpulkan seluruh Bhabinkamtibmas untuk membuat terobosan ke wilayah binaan masing-masing, salah satu yang ditawarkan ke kami, Gabus. Jadi bagaimana caranya program itu bisa jalan bisa dinikmati oleh warga setempat,” kata Aiptu Abang saat berbincang dengan detikcom, Kamis (3/10/2024).

Aiptu Abang langsung turun ke lapangan untuk mencari anak-anak yang belum bisa baca tulis. Seiring berjalannya waktu, anak-anak binaan dalam program Gabus itu semakin bertambah.

“Sehingga saya bisa kumpul awal sekitar 15 kurang lebih, kami ajarkan mereka di bawah-bawah pohon, di teras rumah. Kita cari momen yang santai tapi bagaimana serius,” ujar dia.

Pada 2024, dia kemudian bertemu guru Agustina Felle. Aiptu Abang dan Agustina sepakat untuk kerja sama dalam mengajar anak-anak agar bisa baca tulis.

“Jadi ibu juga ada punya keinginan untuk belajar bersama sehingga saya sepakat dengan ibu kalau begitu nanti kita kolaborasi. Kita mengajak anak-anak ini supaya baca tulis, maka bergabunglah kami di situ memakai rumahnya sebagai tempat belajar. Kita pakai halaman ruangan tamunya di situ,” imbuh Aiptu Abang.

Pengabdian Aiptu Abang itu pun sampai ke telinga Kapolda Papua saat itu Komjen (Purn) Mathius D Fakhiri. Akhirnya Kapolda Papua saat itu datang meninjau lokasi tempat belajar dan memberikan bantuan.

“Setiap kali kita buat kegiatan kita bikin laporan ke Polres, ternyata ada wartawan masuk di situ juga dan wartawan itu sampai ke Pak Kapolda. Saat itu juga Pak Kapolda mengatakan untuk ke tempat kami itu, ke tempat belajar kita, beliau mau ngasih sumbangan,” kata Aiptu Abang.

“Sehingga pada suatu hari kami tunggu beliau, dan beliau datang sehingga pada satu saat beliau menyampaikan terima kasih kepada ibu yang telah menyiapkan rumah bisa belajar dan bertemu dengan kami kepolisian untuk sama-sama mengajarkan,” sambung dia.

Setelah kunjungan itu, peserta didik pun semakin banyak. Aiptu Abang dan Agustina pun sepakat untuk membuat gedung belajar yang lebih layak.

“Dengan harapan apabila gedung ini jadi, kami gunakan tempat ini untuk tepat mereka belajar dengan tidak menggunakan rumah ibu guru tersebut. Karena nggak sreg juga rumah itu digunakan ruang tamu sudah dipasang kertas-kertas, alat peraga di situ, jadi kalau untuk tamu tidak cocok, tidak layak,” tutur Aiptu Abang.

Dia menuturkan biaya pembangunan gedung belajar itu bersumber dari uang pribadi Aiptu Abang dan Agustina. Namun ada juga pengusaha di sekitar lokasi yang turut menyumbang.

“Alhamdulillah sekarang sudah 90 persen. Nanti kami rundingkan lagi seperti apa ke depannya,” ujar Abang.

Total ada sekitar 72 anak-anak yang menjadi peserta didik Aiptu Abang sejak 2021. Umur mereka yang diajar oleh Aiptu Abang itu berbeda-beda.

“Kalau anak-anak tujuannya mereka ingin baca tulis. Kemudian yang kedua kan ada satu kelompok dewasa mereka duduk di sekolah, ada putus SD, putus SMP dan putus SMA. Mereka yang putus sekolah ini berharap kita mengikuti kegiatan ini mereka bisa lanjut paket,” ujar dia

(knv/aud)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Membagikan
Exit mobile version