Senin, Oktober 7


Jakarta

Sebuah warung makan yang menawarkan laksa jadi sorotan. Berkat donasi dari seorang pelanggan, mereka menurunkan harga menu jadi hanya Rp 24 saja. Namun, apakah mereka tetap untung?

Keberuntungan bisa datang tiba-tiba kepada siapapun dan kapanpun. Tidak terkecuali kepada para pelaku bisnis kuliner yang sehari-harinya mengharapkan warung makannya ramai pembeli.

Siapa sangka, ada salah satu dari mereka yang mendapat keberuntungan. Tak sekadar warungnya ramai dikunjungi, tetapi sampai diberi donasi oleh seorang pelanggan. Hal ini dialami sebuah warung makan.


Warung makan kaki lima Asian Makanstall di Chinatown Complex, Singapura telah mendapat donasi dari seorang pengunjung. Pengunjung itu memang mendonasikan sejumlah uang kepada kedai ini, tetapi mereka juga melakukan sebuah permohonan.

Permohonan yang diberikan terdengar tidak sulit. Pengunjung ini hanya meminta gerai laksa itu menurunkan harga menu makan mereka, sehingga semangkuk laksa hanya dijual dengan harga S$2 atau sekitar Rp 24.000. Sedangkan aslinya semangkuk laksa dijual dengan harga S$4 atau sekitar Rp 40.000, lapor Shin Min Daily News.

Ini tampilan warung laksa yang mendapat donasi dari pelanggan. Foto: mothersip.sg / Winnie Li

Lee menceritan, pengunjung itu datang ke kedai ini tingga minggu lalu dan langsung memutuskan untuk memberi donasi. Donasi yang diberikan bertujuan agar lebih banyak orang bisa menikmati hidangan terjangkau dan lezat ini, terutama para lansia dan mereka yang membutuhkan.

Menurut Lee, pengunjung itu memang sering melakukan kegiatan amal, termasuk memberikan sumbangan ke kuil sampai panti jompo. Namun, ia tidak pernah ingin dipublikasikan identitasnya maupun jumlah sumbangan yang diberikan, mothership.sg (10/06/2024).

Sejak dibuka, Lee memang telah menjual laksa itu seharga 4 SGD (Rp 40.000). Meskipun, bahan-bahan seperti udang dan santan naik signifikan, tetapi mereka tidak berani menaikkan harga karena khawatir pelanggan tidak mau menerimanya.

Namun, Lee berani mengambil risiko untuk menjualnya dengan harga murah usai seorang pelanggan memberinya donasi. Dengan peluncuran laksa seharga 2 SGD ini, penjualan mereka meningkat sampai dua kali lipat.

Hanya dalam waktu satu jam, Lee bisa menjual laksanya sekitar 60 mangkuk. Sayangnya, menurut Lee, promosi harga murah itu tidak membantu meningkatkan margin keuntungan kedai tersebut.

“Dengan harga 2 SGD, laksa kami seharusnya menjadi laksa termurah di Singapura. Pendapatan kami tidak banyak,” ujar Lee.

Inilah pemilik warung laksa itu yang menurunkan harga jualan mereka. Foto: mothersip.sg / Winnie Li

Lee juga mengaku telah menghabiskan sebagian besar sumbangannya sekarang untuk menutupi sebagian biaya bahan-bahan. Dia memperkirakan jumlah sisanya akan habis dalam waktu satu atau dua minggu.

Jika ia tidak mendapat sumbangan lagi, harga laksa akan diubah ke harga asli yaitu 4 SGD (Rp 40.000).

Kondisi bisnis kuliner milik Lee mungkin tidak berjalan begitu mulus. Namun, Lee menolak untuk menutupnya. Ia mengaku senang memasak. Ia juga belum tahu rencana usai pensiun dan takut itu akan membuatnya menjadi lebih mudah terkena demensia.

Meskipun belum tahu kondisi ke depannya, terutama ketika sudah tidak mendapat donasi, tetapi Lee tetap ingin mempertahankan bisnis kuliner tersebut.

Simak Video “ Ahli Gizi Anjurkan Konsumsi Daging Secara Bijak Saat Idul Adha
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)

Membagikan
Exit mobile version