Jakarta –
Sederet kecelakaan menghantui dunia penerbangan selama 2024. Tetapi, ternyata pesawat tetap menjadi moda transportasi paling aman.
Seperti dilansir dari Euronews, Rabu (8/1/2024), fakta itu diungkapkan oleh Hassan Shahidi, presiden dan CEO Flight Safety Foundation, sebuah lembaga nirlaba yang terlibat dalam semua aspek keselamatan penerbangan.
“Sepanjang tahun 2023, tidak ada kematian jet komersial. Pada akhir 2024, industri penerbangan telah mengangkut 5 miliar penumpang di seluruh dunia. Dan hingga beberapa hari terakhir, pada 2024 siap mengulang rekor keselamatan itu,” katanya.
Menurut penelitian dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), terbang saat ini lebih aman daripada sebelumnya.
Pada periode 2018-2022, risiko kematian akibat perjalanan udara dihitung sebesar 1 per 13,7 juta penumpang yang naik pesawat. Angka itu turun dari 1 per 7,9 juta penumpang pada tahun 2008-2017 dan penurunan besar dari 1 per 350.000 penumpang pada tahun 1968 hingga 1977.
Penelitian dari Embry-Riddle Aeronautical Academy telah menunjukkan bahwa hingga 80 persen kecelakaan penerbangan dapat dikaitkan dengan kesalahan manusia. Kesalahan pilot dianggap sebagai penyebab 53 persen kecelakaan, sementara kegagalan mekanis dianggap sebagai penyebab hanya dalam 21 persen kasus.
Airbus mempelajari bagian mana dari penerbangan yang paling berbahaya, dan menemukan bahwa lepas landas dan pendaratan adalah saat kecelakaan paling mungkin terjadi. Kedua kecelakaan pada Desember 2024 terjadi saat mendarat, meskipun ada faktor lain yang berperan.
Dalam kecelakaan Jeju Air, misalnya, ada laporan tentang mesin yang rusak setelah menabrak burung, dan pesawat, karena alasan yang belum diketahui, tidak mengaktifkan roda pendaratan saat mendarat. Investigasi akan berlangsung lama dan rumit, dan kemungkinan akan butuh waktu sebelum kita memahami dengan tepat apa yang terjadi.
Bila kita kenang lagi dari awal 2024, cukup banyak berita tentang penerbangan membuat kita takut. Pada awal Januari, kecelakaan beruntun di Tokyo mengejutkan dunia, menewaskan lima anggota penjaga pantai Jepang, meskipun penumpang pesawat Japan Airlines berhasil selamat.
Beberapa hari kemudian, sebagian pesawat jatuh ketika lepas landas dari Portland, Oregon, meninggalkan lubang menganga di sisi badan pesawat. Sekali lagi, semua 177 penumpang selamat dari pendaratan darurat, tetapi dampak dari peristiwa tersebut telah membuat produsen utama Boeing menjadi sorotan sepanjang tahun.
Selama musim panas, kecelakaan tragis pesawat Voepass di Brasil merenggut nyawa 62 penumpang dan awak.
Selain itu, banyak laporan tentang pesawat yang mengalami turbulensi hebat dan melukai orang, termasuk satu kematian dalam penerbangan Singapore Airlines, telah membuat para pelancong khawatir tentang keselamatan mereka.
Menurut Jaringan Keselamatan Penerbangan, total 318 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat tahun lalu, menjadikan tahun 2024 sebagai tahun paling mematikan dalam penerbangan sejak 2018.
(sym/fem)