Selasa, Juli 2


Jakarta

Berawal dari berjualan makanan di warung tenda, pria ini sukses dengan bisnis kulinernya. Kini ia berhasil miliki puluhan cabang restoran sambal seruit.

Frasa tiada hasil yang mengkhianati usaha sepertinya masih cocok digunakan hingga hari ini. Banyak kisah pelaku bisnis yang memulai karirnya dari nol dan berhasil sukses berkat kerja kerasnya.

Tidak dapat dipungkiri ketika berbisnis pasti banyak tantangan yang memeras keringat dan emosi, tetapi harus dilawan hingga akhir. Para pebisnis lokal juga tak lepas dari permasalahan tersebut walaupun mengawali bisnis kecil-kecilannya di kampung halaman sendiri.


Kisah serupa dialami oleh pemilik Sambal Seruit Indonesia yang tak mudah untuk berada di titiknya saat ini. Saat ditemui oleh detikcom (26/6), Gianto atau yang akrab disapa Ian menceritakan awal mula dirinya membangun bisnis.

Sebelum menjadi restoran bisnis ini berawal dari kuliner tendaan kaki lima. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Pada 2018, Ian mencoba peruntungan dengan berjualan pecel lele tendaan. Menunya sederhana seperti ayam dan ikan lele goreng yang dilengkapi nasi dan sambal.

Namun sambal yang dihidangkan adalah sambal khas Lampung dengan racikan tangannya sendiri. Sambal rampai menjadi menu andalan yang pertama kali disajikan oleh Ian pada pecel lele tendaan yang dibukanya di Lampung.

“Awalnya tahun 2018 itu kita bukanya sekadar tendaan. Seperti pecel lele biasa tapi memang sudah pakai sambal rampai dan ternyata antusiasnya bagus banyak teman-teman juga pada suka,” kata Ian kepada detikcom.

Secara perlahan Ian akhirnya memberanikan diri untuk membuka cabang-cabang lainnya. Naik satu tingkat dari kuliner tendaan, ia mendirikan Nyambel Rampai Geh yang mulai menempati toko-toko dengan bangunan permanen maupun semi permanen.

Berawal dari Warung Tenda, Pria Ini Sukses Miliki 25 Restoran SambalSambal khas Lampungnya tak pernah berubah sejak masih di kaki lima hingga kini menjadi restoran. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Selama menjalani bisnis tersebut sejak 2018, kini Nyambel Rampai Geh telah memiliki 22 cabang yang juga tersebar di Jakarta. Merasa yakin dengan perkembangan bisnisnya, Ian akhirnya memberanikan diri untuk membuka tempat makan yang lebih besar setaraf restoran melalui Sambal Seruit Indonesia.

Tujuannya mulia, Ian berharap makanan khas Lampung dapat menjadi kesan positif yang membanggakan masyarakat Lampung. Tidak hanya tindakan kriminalitas yang populer dan melekat di daerah Lampung dan sekitarnya.

“Awalnya tuh ingin mengenalkan kuliner Lampung, jadi orang-orang nggak hanya kenal Lampung dari begalnya saja tetapi juga makanannya enak. Dan bisa dibilang kami menjadi tempat makan pertama di Jakarta yang berhasil menghadirkan menu-menu khas Lampung apalagi sambal seruit ini,” papar Ian.

Saking jarangnya restoran khusus makanan Lampung, diakui oleh Ian kalau tempat makannya kerap menjadi tempat berkumpul orang Lampung yang merantau ke Jakarta. Banyak ulasan baik dari para pelanggan yang merasa puas dan seolah kembali ke kampung halaman sejenak hanya dengan datang ke Sambal Seruit Indonesia.

Kini dapat dikatakan bisnis milik Ian tak hanya Nyambel Rampai Geh tetapi juga ada Sambal Seruit Indonesia. Jika ditotal, seluruh tempat makan yang berawal dari tendaan miliknya kini telah berjumlah 25 cabang.

(dfl/adr)

Membagikan
Exit mobile version