Minggu, Oktober 13


Jakarta

Benda purbakala di Indonesia masih banyak tersebar di berbagai negara dan belum berhasil direpatriasi. Di luar negeri, benda itu cuma jadi pajangan.

Benda-benda tersebut sejatinya sangat berharga bagi bangsa Indonesia karena cerita di baliknya. Karena itu, upaya-upaya repatriasi pun dilakukan pemerintah Indonesia dengan cara melobi berbagai pihak yang masih menyimpan benda berharga dari Tanah Air.

Menurut Tenaga Ahli Tata Pamer dan Kurator Museum Nasional Indonesia (MNI) Aprina Murwanti benda bersejarah tersebut kerap kali ditampilkan hanya sebagai pajangan di luar negeri.


Padahal, benda tersebut tentunya sangat penting untuk masyarakat Indonesia modern agar lebih mengenali kehidupan bangsanya di masa lampau.

“Kalau di barat, kadang mereka mengoleksi arca, bukan kadang, kerap kali saya garis bawahi. Mengoleksi arca nggak diceritakan tuh kalau misal dulunya untuk ritual apa, untuk pemaknaannya apa,” terangnya dalam konferensi pers di Ruang Teater Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (11/10/2024).

Hal tersebut menurutnya adalah karena benda bersejarah ditempatkan sebagai hanya koleksi dari museum di luar negeri. Sementara jika benda tersebut berhasil dipulangkan, cerita dari benda tersebut dapat tergambarkan dan tersampaikan.

“Kenapa? Karena for them itu cuman koleksi, itu cuman benda. Buat kita, leluhur kita menghargai itu sebagai bagian dari living community, sebagai bagian sakral, sehingga kita perlu tuliskan di situ,” ucapnya.

“Oh tadinya ini di tempat misalnya pemujaan, oh untuk memanggil hujan, kita ceritakan kembali di (pameran) Semesta Hayat,” lanjutnya.

Untuk menceritakan kembali sejarah-sejarah tersebut, karenanya Museum Nasional Indonesia akan menyajikannya dalam Pameran Semesta Hayat yang akan ditampilkan pada 2025.

Sementara itu, di tahun ini pun akan ada Pameran Repatriasi yang digelar hingga 31 Desember 2024. Beberapa benda yang berhasil dipulangkan ke Tanah Air dipamerkan termasuk empat arca Singasari seperti Mahakala, Bhairawa, Nandiswara, Brahma hingga Ganesha.

“Standing Ganesha itu sudah dipasang ya, yang datang awal bulan ini lebih keren lagi. Nandi lagi senyum, lebih sempurna. Ada arca Brahma tapi tangannya empat, kan biasanya itu Siwa ya, karena ornamen dan kendaraan yang lain tetap keren banget,” terang Plt Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra dalam kesempatan yang sama.

Mahendra pun menjelaskan pada pameran kali ini ada 80 warisan budaya yang ditampilkan. Sementara sebanyak 200-an benda warisan budaya lain yang direpatriasi sedang dalam proses defumisasi agar lebih aman dan terbebas racun.

“Sebenarnya total koleksi 300, termasuk 9 arca yang dipamerkan,” tuturnya.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version