Minggu, Juni 30

Jakarta

Makanan mengandung kolagen seringkali dipromosikan sebagai suplemen yang baik untuk kulit. Namun, apakah mengonsumsi kolagen lewat makanan benar memberi manfaat?

Kolagen merupakan jenis protein alami yang bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun tubuh dapat memproduksi kolagen secara alami, tetapi jumlah kolagen bisa menurun seiring bertambahnya usia.

Oleh karena itu, banyak yang mencari asupan kolagen dari suplemen atau dari makanan dan minuman yang diklaim mengandung kolagen.


Seperti beauty hot pot atau kaldu kolagen yang seringkali diklaim mampu memberikan kilau awet muda pada wajah dan mencegah kerutan.

Makanan yang mengandung kolagen juga terus membanjiri pasar makanan. Tidak hanya campuran sup kolagen pada hot pot, tetapi banyak juga yang menjual bubur kolagen, mie instan kolagen, hingga kaldu kolagen dalam kemasan.

Namun, apakah mengonsumsi makanan yang diklaim mengandung kolagen ini benar-benar bermanfaat untuk kesehatan kulit?

Seorang ahli gizi dan dokter estetika menjelaskan cara kerja kolagen dan apa yang harus diwaspadai oleh pembeli. Melansir todayonline.com (16/06/2024), berikut penjelasannya!

1. Apa itu kolagen?

Kolagen merupakan protein yang ditemukan pada kulit, rambut, kuku dan bekerja menjaga elastisitas dan kelembaban kulit. Foto: Getty Images/iStockphoto/Beo88

Kolagen adalah salah satu jenis protein yang diproduksi tubuh manusia secara alami, dengan menggunakan asam amino dari makanan kaya protein atau kolagen, seperti kaldu tulang, ikan, dan daging.

Di dalam tubuh, kolagen biasa ditemukan pada kulit, rambut, kuku, tendon, hingga tulang rawan. Kolagen bekerja dengan zat lain untuk menjaga elastisitas, volume, dan kelembapan kulit.

Kolagen juga dibutuhkan untuk membentuk protein, seperti keratin yang membentuk kulit, rambut, dan kuku.

Sayangnya, tingkat produksi kolagen alami dalam tubuh semakin menurun ketika seorang individu mencapai usia pertengahan 20.

Selain faktor penuaan, beberapa faktor lain juga bisa mendukung penurunan produksi kolagen alami. Misalnya, kerusakan akibat sinar matahari, merokok, serta konsumsi alkohol dan gula.

Menurut Ms Jaclyn Reutens, ahli diet klinis dan olahraga di Aptima Nutrition & Sports Consultants, genetika juga dapat memengaruhi laju sintesis kolagen, sama seperti pengaruhnya terhadap jumlah melanin yang dimiliki setiap orang.

2. Apakah kolagen pada makanan dan minuman dapat menggantikan?

KolagenKonsumsi produk makanan atau minuman kolagen juga sebenarnya tidak bisa menggantikan kolagen yang hilang. Foto: Getty Images/Gingagi

Meskipun banyak produk makanan dan minuman yang diklaim mengandung kolagen, tetapi kolagen di dalam produk tersebut tidak mampu menggantikan kolagen yang hilang.

Sebab, tubuh manusia tidak dapat menyerap kolagen dalam bentuk utuh untuk menggantikan kolagen yang hilang. Molekulnya terlalu besar untuk langsung masuk ke aliran darah atau kulit.

Ketika masuk perut, kolagen dipecah menjadi peptida selama pencernaan, yang merupakan rantai pendek asam amino. Setelah dipecah, tidak ada kendali dan tidak ada yang tahu seberapa banyak kolagen itu diserap.

Tubuh akan menyimpannya di tempat paling membutuhkan, yang mungkin bukan di kulit, tetapi di otot, tulang, tendon, atau tulang rawan.

Menurut ahli gizi di Singapura, Adlyn Farizah, asam amino juga dapat ditemukan di banyak makanan kaya protein lainnya, tidak hanya di makanan mengandung kolagen.

Oleh karena itu,makanan sehari-hari lainnya, seperti daging hingga makanan laut sebenarnya memiliki asupan protein yang sama banyaknya untuk membantu tubuh memproduksi kolagen.

Untuk mengetahui apakah suplemen kolagen layak atau tidak dikonsumsi, bisa dilihat pada halaman selanjutnya!

Simak Video “Nikmati Sensasi Makanan Khas Thailand di Bekasi
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version