Jakarta –
Wanita ini kecewa dengan kedai lumpia tempat ia memesan makanan untuk ulang tahun sang bibi. Ia yang sudah antre 40 menit berujung tak dilayani dan tidak diberi lumpia sama sekali!
Pengalaman mengecewakan saat beli makanan kerap dialami pemilik kedai maupun pelanggan. Banyak di antaranya berakhir viral karena menimbulkan kisruh.
Salah satunya yang dialami seorang wanita di Singapura bermarga Tan. Mengutip Mothership SG (23/11/2024), awalnya ia memesan popiah alias lumpia basah khas Singapura di sebuah kedai.
Ia sengaja memesan racikan lumpia berisi bengkuang hingga rebung itu beberapa hari sebelumnya. Tujuannya mengamankan stok karena lumpia basah itu bakal jadi makanan di acara ulang tahun sang bibi.
Namun alur pengambilan pesanan lumpia basah itu dianggap membingungkan oleh Tan. Sebab begitu sampai kedai untuk membawa pulang lumpia, ia diminta tetap antre bersama sekitar 10 pembeli yang ingin beli di hari H.
Tan merasa tidak perlu antre karena ia sudah melunasi pembayaran senilai SGD 33 (Rp 390 ribu) dan tinggal mengambil lumpia basah di Block 823A Tampines Street 81 itu.
Beli lumpia tak dilayani, wanita ini berujung kesal dan komplain. Foto: Mothership SG
|
“Ketika saya datang pukul 10.40 untuk mengambilnya, penjual bilang saya harus tetap antre. Saat itu ada lebih dari 10 orang. Saya pun coba minta pengembalian dana (refund) saja, tapi pemilik kedai bersikeras saya harus tetap antre,” kata Tan.
Tan mematuhi aturan itu, tapi begitu gilirannya dilayani sampai, pegawai kedai itu ternyata menolak melayaninya. Uang Tan berujung dikembalikan. Hal inilah yang bikin Tan amat kecewa.
“Saya sudah antre 40 menit, jika dia (pegawai kedai) memang tidak ingin melayani saya, dia seharusnya mengembalikan uang saya di awal. Jangan sia-siakan wqktu saya,” kata Tan.
Keluarga Tan akhirnya terpaksa memesan makanan dari tempat lain untuk pesta tersebut. Menurut Tan, ia tidak punya pengalaman seperti itu dengan penjual makanan sebelumnya.
Tan juga merasa penjual itu tidak menghormati pelanggannya dan dia merasa dihina dengan perlakuannya. Menanggapi hal ini, penjual lumpia basah itu pun angkat bicara.
Pemilik kedai mengatakan saat itu yang melayani Tan adalah asistennya. Sang pemilik yang tidak ingin diketahui namanya mengatakan Tan memang tetap harus mengantre untuk mengambil pesanannya yang sudah dibayar.
“Karena dia bilang dia pernah beli popiah sebelumnya, dia seharusnya tahu,” bantah pemilik kedai. Insiden yang terjadi padai 17 November 2024 itu diakuinya terjadi saat hari tengah sibuk. Banyak pelanggan antre untuk ambil pesanan mereka.
Pemilik kedai bilang bahwa semua bahan popiah sudah disiapkan dan hanya perlu dikemas. Setelahnya tinggal diberi label sebelum diambil.
Menurut pemilik kedai, Tan terlihat tidak senang saat diberitahu kalau dia harus antre. Dia bilang sudah membayar dan ingin mengambil makanan segera.
|
Tan juga berteriak untuk pengembalian uang saat mengantre. Ini membuat pemilik kedai kesal.
“Saya yakin dia tidak akan senang menyantap makanan itu. Jadi ketika dia sampai di depan, diputuskan bahwa dia tidak akan dilayani dan uangnya akan dikembalikan kepadanya,” kata pemilik kedai.
Ia pun mengakui bahwa dirinya turut marah. Bahan-bahan yang disiapkan untuk pesanan Tan bahkan berakhir harus dibuang.
Menurutnya, Tan juga menelepon kiosnya beberapa hari setelah kejadian, tetapi tetap marah bahkan setelah diberi penjelasan.
“Saya mengelola kedai sendiri, dan jika kadang-kadang saya kewalahan dengan pesanan, saya harap pelanggan dapat mengerti,” tutup pemilik kedai tersebut.
(adr/adr)