Selasa, Februari 4

Jakarta

Sebuah lukisan dibeli seseorang di garage sale (obral) dengan harga USD 50 atau sekitar Rp 815.000. Tahunya, lukisan ini diduga dibuat oleh Van Gogh.

Menurut ARTNews, lukisan itu dibeli oleh seorang kolektor barang antik di sebuah obral di Minnesota pada tahun 2016, sebelum para ahli menemukan potensi nilainya.

Karya ini dinamai ‘Elimar’ dan merupakan lukisan minyak impasto seorang nelayan yang sedang memegang pipa di mulutnya. Sosok itu memiliki janggut putih dan memakai topi cokelat bundar. Nelayan itu juga tampak sedang memperbaiki jaringnya saat berada di atas pasir di depan lautan.


Dilaporkan bahwa lukisan itu dibuat pada tahun 1889. Kemungkinan lukisan tersebut dinamakan sesuai nama laki-laki dalam potret tersebut. Diasumsikan pula bahwa lukisan itu dibuat saat van Gogh berada di sanatorium psikiatri Saint-Paul di Saint-Rémy-de-Provence, Prancis.

Diketahui bahwa seniman Belanda itu tinggal di rumah sakit psikiatri antara Mei 1889 dan Mei 1890. Di sana, ia melukis 150 kanvas, termasuk Irises (1889), The Starry Night (1889), dan Almond Blossom (1890).

Tulisan The Wall Street Journal menyebut Elimar dibeli oleh firma riset seni yang berkantor pusat di New York, LMI Group International, dengan jumlah yang tidak diungkapkan pada tahun 2019. Meskipun lukisan itu belum diautentikasi oleh Museum Van Gogh, firma itu menggunakan 20 pakar untuk menyelidiki keaslian lukisan itu dan menyatakan bahwa lukisan itu mungkin bernilai setidaknya USD 15 juta atau sekitar Rp 245 miliar.

Dalam laporan setebal 458 halaman, salah satu temuan yang dicatat adalah bahwa pigmen dan serat Elimar cocok dengan yang diproduksi pada masa van Gogh. Semua pigmen, kecuali satu, yang digunakan untuk melukis karya tersebut juga cocok.

“Analisis yang dilakukan pada lukisan khas ini memberikan wawasan baru tentang karya van Gogh, khususnya yang berkaitan dengan praktiknya menafsirkan ulang karya seniman lain,” kata Maxwell L. Anderson, Chief Operating Officer LMI Group dan mantan direktur Metropolitan Museum of Art, dalam sebuah pernyataan, melalui ARTNews.

Anderson menambahkan bahwa gambaran yang menyentuh dalam lukisan tersebut mewujudkan tema penebusan dosa yang berulang dalam diri van Gogh. Ini merupakan sebuah konsep yang sering dibahas dalam surat-surat dan karya seninya.

“MelaluiElimar, vanGogh menciptakan bentuk potret diri spiritual, yang memungkinkan pemirsa melihat sang pelukis sebagaimana ia ingin dikenang,” tambahnya.

Sementara itu, autentikator seni Richard Polsky, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa lukisan itu harus disetujui oleh seorang ahli di Museum Van Gogh terlebih dahulu untuk membuktikan keasliannya.

“Orang-orang senang jika ada yang terlewat, dan akan sangat menyenangkan jika mereka menemukan lukisan van Gogh — tetapi mereka harus memastikan semuanya dan meminta seorang ahli di Museum Van Gogh untuk menandatanganinya,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke PEOPLE pada hari Jumat, 31 Januari, Museum Van Gogh di Amsterdam mengatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan informasi baru yang disebutkan dalam laporan Elimar dari LMI Group.

“Berdasarkan pendapat kami sebelumnya tentang lukisan tersebut pada tahun 2019, kami tetap berpendapat bahwa ini bukanlah lukisan asli karya Vincent van Gogh,” bunyi pernyataan tersebut. Demikian dikutip dari People.

(ask/ask)

Membagikan
Exit mobile version