Minggu, April 27


Jakarta

Toyota Rush terjun ke sungai kawasan Musi Rawas gegara sopir mengantuk hingga kehilangan kendali. Begini pelajaran yang bisa dipetik dari kecelakaan itu.

Mobil travel yang diketahui Toyota Rush terjun ke Sungai Kelingi di Desa Lubuk Muda, Muara Kelingin, Kabupaten Musi Rawas. Rush itu semula berangkat dari Palembang menuju Sarolangun Jambi. Namun nahas, sopir mengantuk dan kehilangan kendali mobilnya hingga terjun ke sungai.

“Setiba di TKP Sopir Travel diperkirakan mengantuk dan tidak bisa mengendalikan kendaraan yang sudah mengarah masuk ke perosok samping Jembatan Kelingi sehingga tidak terelakkan masuk ke Sungai Kelingi mengakibatkan mobil tenggelam beserta penumpangnya,” ujar Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Sunarto dikutip detikSumbagsel.


Toyota Rush itu ditumpangi oleh enam orang di dalamnya. Empat orang dinyatakan tewas dari insiden tersebut. Sementara dua korban lainnya selamat. Keduanya berhasil lolos dari maut setelah pintu bagasi mobil terbuka akibat benturan dan beban barang bawaan. Pihak kepolisian kini tengah mendalami apakah Toyota Rush yang tenggelam itu mobil travel resmi atau tidak.

Jangan Nekat Nyetir saat Ngantuk

Dari kecelakaan itu, ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik agar tak terulang di kemudian hari. Pengemudi wajib memastikan kondisi tubuhnya fit dan tidak mengantuk sebelum berkendara.

Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengungkap dalam kondisi mengantuk, umumnya pengendara tak langsung beristirahat. Tidak sedikit yang memaksa untuk tetap melanjutkan perjalanan dalam kondisi tubuh yang lelah.

“Sangat klasik sekali, kalau ada tanda-tanda fatigue atau letih atau ngantuk, itu segera cari tempat istirahat. Atau, menunda perjalanan kalau belum memulai perjalanan. Menunda atau mengganti moda transportasi, atau kalau ada suruh orang lain yang bawa. Intinya dia tidak boleh mengemudi saat dia letih,” tegas Jusri.

“Ini menjadi pelajaran bagi semua pengguna jalan. Jalan raya sebagai area atau lingkungan tidak aman. Oleh karena itu kalau perlu istirahat atau berhenti, coba berhenti di tempat aman, kalau ada tempat parkir kita berhenti di tempat parkir,” katanya.

Senada dengan Jusri, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan perlunya manajemen waktu sebelum berkendara. Dia menghimbau agar para pengendara untuk tidak memaksakan diri kala mengemudi dan diharuskan beristirahat setelah berkendara selama 3 jam. Hal ini diperlukan agar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan karena berkendara ketika sedang mengantuk.

Sony juga menjelaskan, menyetir dalam kondisi mengantuk sangat rentan dengan terjadinya kecelakaan fatal.

“Mengemudi adalah aktivitas mengontrol kendaraan yang bergerak, dibutuhkan konsentrasi fokus dari pengemudinya dan ini berhubungan dengan fungsi otak. Saat ngantuk si otak lagi rest, sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya,” terang Sony.

Simak Video “Sporty & Modern Intip Sederet Upgrade Fitur Toyota Rush GR Sport
[Gambas:Video 20detik]
(dry/mhg)

Membagikan
Exit mobile version