Sabtu, Oktober 26


Jakarta

Anggota DPR Rachmat Gobel menjadi keynote speaker dalam peluncuran dan bedah buku ‘Praksis Pancasila, Pengalaman Ideologi di Perusahaan Gobel’. Rachmat Gobel mengatakan sang penulis Nasihin Masha menyampaikan bagaimana Pancasila diterapkan dalam perusahaan.

Acara ini digelar di Aula FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (24/10/2024). Turut hadir sebagai pembicara, yakni Yudi Latif, penulis tetralogi buku tentang Pancasila, Airlangga Pribadi, penulis buku ‘Merahnya Ajaran Bung Karno’, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof Dr Ma’mun Murod Al-Barbasy

Ma’mun mengatakan bedah buku ini memberikan perspektif lain dalam menghadirkan Pancasila di perusahaan. Dia menyinggung soal upacara hingga membangun masjid di lingkungan perusahaan.


“Buku ini memberikan perspektif lain, Pak Gobel ini berhasil menghadirkan Pancasila di perusahaannya dengan praktis. Bagaimana mengajarkan pegawai itu untuk upacara, bagaimana membangun masjid di perusahaan yang sempat ditentang oleh mitra perusahaan dari Jepang. Dan itu berhasil dijelaskan dengan argumen Pancasilais,” katanya.

Ma’mun menyebutkan buku ini ditulis untuk memotivasi para mahasiswa dengan mengisahkan pengalaman pribadi mengenai penerapan ideologi Pancasila dalam pembangunan perusahaan Gobel Foundation.

“Dan ini bisa menjadi pembelajaran para elit politik kita bagaimana cara mengelola negara berdasarkan Pancasila,” katanya.

Sementara itu, Matsushita Gobel Foundation Dr (HC) Rachmat Gobel menyampaikan bahwa peluncuran buku tentang pengamalan ideologi yang diterapkan di perusahaannya bertujuan memberikan motivasi kepada masyarakat dalam mempertahankan NKRI.

Dia juga mencontohkan, di dalam perusahaan harus menguasai teknologi. Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari mempertahankan ancaman-ancaman negara.

“Makanya kita harus kuasai, karyawan itu perlu membangun dedikasi dan integritas dalam menguasai teknologi,” ucapnya.

Rachmad Gobel juga mengungkapkan, buku Praksis Pancasila ini dibuat sebagai memberikan pemahaman kepada anak-anak muda dalam menghadapi era globalisasi tanpa harus meninggalkan ideologi Pancasila.

“Kita tidak boleh lupa dengan nilai-nilai ini karena kalau sudah lupa dengan itu semua. Maka negara yang besar ini semakin lama akan semakin lemah,” terang dia.

Adapun Yudi Latif menilai buku ini menarik sebagai teladan bagi semua pihak. Sebab, menurut dia, nilai Pancasila yang dijelaskan dalam buku tersebut langsung dipraktikkan oleh perusahaan Matsushita Gobel Foundation.

“Pertama, ini mengajarkan bahwa patriotisme tidak harus membawa senjata. Bisa juga dengan membangun teknologi, memperluas penempatan usaha, dan semua itu menjadi kapasitas belajar sumber daya manusia lebih maju,” jelasnya.

Menurutnya, di era globalisasi ini generasi muda tumbuh dalam tradisi moderen secara pesat sehingga mereka perlu mendapat asupan yang bisa memberikan nilai-nilai Pancasilais.

“Artinya generasi sekarang bisa meniru hal yang sama, makanya menurut saya buku ini bisa menjadi alat pembelajaran Pancasila dengan cara baru, tidak dimulai dari butir harapan tetapi bisa dimulai dari keteladanan,” ucapnya.

Lihat juga Video ‘Pesan Puan ke Herindra Calon Kepala BIN: Jaga NKRI dan Netral’:

[Gambas:Video 20detik]

(idn/dhn)

Membagikan
Exit mobile version