Jumat, Januari 10


Jakarta

Aurora Borealis dan Aurora Australis merupakan jenis-jenis dari fenomena Aurora. Ini merupakan fenomena alam yang berupa penampakan cahaya-cahaya di langit yang yang berbentuk berkas, pita, atau tirai, biasanya berwarna merah, hijau, dan ungu.

Menurut Buletin yang dilansir LAPAN, Aurora disebut juga Polar Lights karena fenomena ini tampak dan sering muncul di daerah kutub dan lintang tinggi. Berdasarkan lokasi munculnya, fenomena Aurora terdiri dari dua, yaitu Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Apa Itu Fenomena Aurora?

Dikutip dari Buletin ‘Fenomena Bercahaya di Angkasa’ oleh Pussainsa LAPAN BRIN, yang dimaksud dengan Aurora adalah fenomena alam berupa kemunculan cahaya di ketinggian atmosfer Bumi yang tampak seperti menari dengan warna-warna menarik.


Menurut Kamus Meteorologi, Aurora merupakan pancaran sporadis radiasi atmosfer atas di daerah lintang tinggi dan menengah yang ditimbulkan oleh molekul Nitrogen (N2), ion Nitrogen (N2) dan atom oksigen (O2) yang sering berhubungan dengan badai magnet. Aurora berbentuk berkas, pita, atau tirai; biasanya berwarna merah, hijau, dan ungu.

Beda Aurora Borealis dan Aurora Australis

Apa yang disebut dengan Aurora Borealis adalah fenomena Aurora yang terlihat di lingkar kutub utara. Aurora Borealis merupakan cahaya yang ditimbulkan oleh gaya magnet listrik di sekitar kutub utara langit, dan terlihat sebagai selempang berwarna merah, hijau, atau putih.

Sementara yang disebut Aurora Australis adalah fenomena Aurora yang terlihat di lingkar kutub selatan. Aurora Australis merupakan cahaya yang ditimbulkan gaya magnet listrik di lapisan ionosfer di sekitar kutub Selatan langit, dan terlihat sebagai selempang berwarna merah, hijau, atau putih.

Dilansir Buletin ‘Cuaca Antariksa’ oleh Pussainsa LAPAN BRIN, awalnya fenomena Aurora dianggap hanya muncul di belahan utara Bumi saja, tetapi James Cook mengamati fenomena yang sama di belahan selatan Bumi dan menyebutnya sebagai Aurora Australis.

Proses Terjadinya Fenomena Aurora

Aurora terjadi saat partikel bermuatan yang berasal dari Matahari yang terlepas melalui lontaran massa korona (CME) atau lubang korona. Partikel yang disebut dengan ‘angin Matahari’ itu mencapai Bumi dan berinteraksi dan mengganggu medan magnet Bumi.

Partikel-partikel bermuatan tersebut makin dipercepat oleh angin Matahari dan terus bergerak konvergen ke kutub sehingga membentuk cincin oval di kedua kutub Bumi. Partikel-partikel bermuatan tersebut bergerak spiral sepanjang garis medan magnet.

Karena gerak partikel bermuatan yang mengikuti garis medan magnet inilah, partikel bermuatan tersebut memasuki lapisan atmosfer dan berinteraksi dengan gas-gas di atmosfer terutama di sekitar kutub-kutub magnet Bumi.

Saat partikel bermuatan berinteraksi dengan gas, terjadi transfer energi. Gas menerima energi dan tereksitasi sehingga melepaskan energi dan foton dengan panjang gelombang tertentu yang tampak sebagai pendar cahaya warna-warni di langit.

Simak Video: Ada Badai Kuat di Balik Visual Spektakuler Aurora Pekan Ini

[Gambas:Video 20detik]

(wia/imk)

Membagikan
Exit mobile version