Kamis, April 24


Yogyakarta

Bau pesing menyeruak di jalan Malioboro Jogja yang ikonik. Wisatawan pun mengeluhkan soal aroma tidak sedap tersebut.

Bau pesing santer tercium di sebagian area Jalan Malioboro, Kota Jogja. Wisatawan yang sedang liburan di jalanan ikonik itu pun merasa sangat terganggu. Curhatan mereka viral di media sosial.

Keluhan wisatawan itu salah satunya diunggah di akun Instagram @merapi_uncover. Dalam caption di unggahan itu, tertulis keluhan bau pesing di sebagian area Malioboro yang sangat mengganggu.


“Min, Ngurut dari depan toko Ramai sampai Mutiara hotel sepanjang jalan bau pesing sangat mengganggu,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut dilihat Selasa (8/4/2025).

Melalui pantauan langsung di area yang tertulis di unggahan tersebut. Hasilnya, di pedestrian baik di sisi barat maupun timur memang tercium aroma kurang sedap di beberapa titik.

Aroma kurang sedap ini semakin jelas tercium di batas antara pedestrian dan jalan raya, terutama di titik parkir andong. Selain itu, juga tercium aroma tidak sedap di belakang halte TransJogja dekat Hotel Mutiara.

“Di beberapa titik gitu ya memang ada bau pesing, tapi kayak bau kencing kuda itu lho. Nek (kalau) bau pesing lainnya juga ada tapi tidak begitu menyengat,” jelas salah seorang wisatawan, Agung saat dijumpai di sekitar simpang Pajeksan, Selasa (8/4) siang.

Pemkot Jogja Buka Suara

Terkait hal itu, Pemkot Jogja melalui UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya atau UPT Malioboro pun angkat bicara.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala UPT Malioboro, Ekwanto, mengatakan kemungkinan bau yang dikeluhkan wisatawan berasal dari dua sumber.

“Kalau pesing di cowakan (tempat parkir andong) itu mungkin andong, tapi andong juga sudah, SOP-nya itu ketika andong pipis langsung disiram, bahkan kami minta untuk diparfum,” ungkap Ekwanto saat dihubungi, siang ini.

“Kemungkinan ada juga orang-orang yang ODGJ dan sebagainya yang kadang-kadang tanpa sepengetahuan kita nyuri-nyuri pipis di situ. Bisa jadi salah satunya seperti itu,” sambungnya.

Meski begitu, Ekwanto sedikit menyangsikan jika sumber bau yang dikeluhkan wisatawan berasal dari andong. Pasalnya, UPT Malioboro sudah memiliki SOP yang sudah disepakati oleh kelompok andong.

“Kalau andong memang sudah ada SOP dari kami, misalnya (kuda) BAB di jalan itu yang membersihkan (kusir) yang di belakangnya itu sudah otomatis. Kan ndak mungkin dia bawa penumpang jalan, terus (kudanya) BAB, terus berhenti, otomatis yang di belakangnya secara sukarela membersihkan kotoran,” ujarnya.

“Oh ada sanksinya, dari mereka sendiri, (sanksinya) tidak boleh melewati Malioboro, itu kesepakatan mereka sendiri, sanksi sosial lah,” imbuh Ekwanto.

Sedangkan untuk keluhan bau pesing di pedestrian, kata Ekwanto, pihaknya sudah secara rutin melakukan penyemprotan di pedestrian. Terkait keluhan ini, ia mengaku akan melakukan evaluasi lebih lanjut.

“Kita evaluasi lagi di area sekitar situ, menjadi fokus perhatian kami dan temen-temen kebersihan. Juga kan kita ada penyemprotan seminggu dua kali, kalau ndak sudah luar biasa baunya,” pungkasnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version