Minggu, Januari 12


Jakarta

Produsen baterai kendaraan listrik asal China, CATL, masuk daftar hitam Amerika Serikat karena diduga memiliki hubungan dengan militer China. Selain CATL, perusahaan teknologi terbesar di China, Tencent, juga masuk dalam daftar hitam tersebut, yang artinya tidak akan dapat bekerja sama dengan Departemen Pertahanan AS serta bisnis lokal AS yang memiliki kontrak militer.

Dikutip dari Carscoops, kini ada 134 perusahaan yang masuk daftar hitam, di mana semuanya mempunyai beberapa operasi bisnis di AS. Sejak beberapa tahun belakangan, AS memang gencar melakukan black list terhadap perusahaan asal China. Salah satunya adalah merek smartphone China, Xiaomi.

Setelah perusahaan teknologi, kini CATL juga dikabarkan masuk daftar hitam tersebut. CATL telah menyangkal sebagai perusahaan militer China dan mengatakan berencana untuk membantah pencantumannya dalam daftar hitam.


CATL juga dapat melakukan tindakan hukum setelah tindakan tersebut menyebabkan penurunan harga sahamnya sebesar 2,8%, yang memangkas nilai pasarnya sebesar USD 4,4 miliar atau setara Rp 71,3 triliun.

Berbicara kepada The New York Times, juru bicara CATL mengatakan perusahaan tersebut ‘tidak pernah terlibat dalam bisnis atau aktivitas yang berhubungan dengan militer’ dan bahwa penambahan perusahaan tersebut ke dalam daftar 1260H Departemen Pertahanan’ tidak membatasi CATL untuk melakukan bisnis dengan entitas lain. Masuknya CATL dalam daftar hitam AS diperkirakan tidak akan berdampak buruk secara substansial pada bisnis mereka.

Banyak kendaraan listrik terpopuler di dunia menggunakan baterai yang bersumber dari CATL, bahkan beberapa model Tesla yang dijual memakai baterai CATL. Perusahaan ini juga melisensikan teknologi baterainya kepada Ford, yang akan menggunakan teknologi tersebut untuk membangun paket baterai di pabrik senilai USD 3,5 miliar (Rp 56,7 triliun) di Michigan.

Menurut peneliti senior China di Foundation for the Defense of Democracies, Craig Singleton, kendali CATL atas data yang dikumpulkan oleh stasiun pengisian daya kendaraan listrik dan sistem manajemen baterai dapat dimata-matai oleh pemerintah Tiongkok. Ia mengatakan kepada The Washington Post bahwa hukum China mengharuskan CATL untuk memberikan akses kepada pemerintah atas semua data kepemilikan dan data pelanggannya.

Daftar terbaru ini diterbitkan tak lama setelah Kementerian Perdagangan China menambahkan 10 perusahaan AS ke dalam ‘daftar entitas tidak dapat diandalkan’. Pada tahun 2021, Xiaomi ditambahkan ke daftar 1260H tetapi berhasil menggugat Pentagon dan dihapus, dengan alasan perusahaan itu tidak memiliki hubungan dengan militer China.

(lua/riar)

Membagikan
Exit mobile version